AGAM,KLIKPOSITIF – Bupati Andri Warman merespon positif rencana kepindahan Universitas Fort de Kock dari Bukittinggi ke Kabupaten Agam.
Menurut bupati yang kerap disapa AWR tersebut, dia sudah mendengar rencana pemindahan tersebut.
“Saya seorang akademisi, tentu saya sangat mendukung rencana dari Universitas Fort de Kock,” ungkapnya saat dihubungi, Kamis 18 Mei 2023.
AWR mengatakan pemindahan tersebut tentu akan bermanfaat positif bagi Kabupaten Agam.
Dia mencontohkan pindahnya UIN Bukittinggi dari Garegeh ke Kubang Putiah yang berdampak baik bagi masyarakat sekitar.
“Ini akan bagus, tinggal nanti koordinasi dengan warga di sekitar lokasi pembangunan kampus tersebut,” kata dia.
Bupati Agam bahkan mendorong kampus atau sekolah lain untuk ikut membangun pusat pendidikan di wilayahnya.
“Tak hanya Fort de Kock, Universitas M.Natsir juga punya rencana bangun kampus di Agam, tentu saya sangat mendukung,” ujarnya.
Fort de Kock Pindah Kampus
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Yayasan Fort de Kock, Zainal Abidin berencana memindahkan kampusnya dari Manggih Gantiang, Bukittinggi ke daerah Bangkaweh, Banuhampu.
Nantinya, kampus tersebut akan membangun gedung dengan skala besar dengan prediksi anggaran mencapai Rp 40 miliar.
Saat ini, kata Zainal, pihaknya sedang persiapan lahan untuk negosiasi awal.
Pengamat Sebut Bukittinggi Rugi Besar
Pemerhati Pendidikan, Gusrizal dt Salubuak Basa mengatakan Bukittinggi akan rugi besar dengan kepindahan ini.
“Agam akan mendapat keuntungan yang berharga, namun bagi Bukittinggi itu kerugian besar,” ucap Gusrizal.
Kerugian pertama menurutnya adalah masalah ekonomi warga sekitar di lingkungan kampus.
Ia mencontohkan, UIN yang berpusat di kawasan Garegeh Bukittinggi, pindah ke kawasan Kubang Putih Agam.
Saat berpusat di Garegeh, menurutnya perekonomian warga sekitar ikut bangkit. Kedai-kedai dan usaha kos-an mahasiswa sangat bergairah.
Namun setelah kampus itu pindah ke Agam, perekonomian warga sekitar kampus di Garegeh itu menurutnya ikut terdampak.
Gusrizal memprediksi, jika kampus Universitas Fort de Kock akan pindah, maka akan terjadi lagi permasalahan yang sama.
“Pasti, perekonomian warga sekitar ikut terdampak,” ujarnya.
Selain faktor ekonomi, menurut Gusrizal, Bukittinggi juga akan rugi dari sektor pendidikannya sendiri.
“Bukittinggi rohnya itu pendidikan. Pendidikan Bukittinggi sudah terkenal. Lahirnya Universitas Andalas, universitas negeri pertama di Sumbar, cikal bakalnya lahir di Bukittinggi,” katanya.
Universitas Fort de Kock menurutnya berbeda dengan Universitas Negeri padang (UNP) Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UM Sumbar) dan sejumlah universitas lainnya yang ada di Bukittinggi.
“UNP di Bukittinggi itu pusatnya di Padang, UM Sumbar juga. Nah ini, Universitas Fort de Kock lahirnya di Bukittinggi, pusatnya di Bukittinggi. Ibaratnya, anak kandungnya Bukittinggi. Harusnya ini jadi perhatian,” katanya.
Gusrizal juga menyebut, potensi pendidikan ke depan sangatlah bagus.
“Bukittinggi ini kota kecil, tidak ada industri di kota ini, maka sektor pendidikan ini justru yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah. Jadi dengan adanya rencana pindah ke Agam, maka Bukittinggi akan rugi besar,’ ujarnya.
(*)