PADANG, KLIKPOSITIF – PT Semen Padang menggelar webinar kesehatan dengan
tema “Penyakit-penyakit terkait dengan Asam Lambung” dengan menghadirkan narasumber dokter spesialis penyakit dalam dari Semen Padang Hospital, Dr. dr. Saptino Miro Sp.PD-KGEH, FINASIM, Rabu, (20/7/2022).
Digelar melalui aplikasi microsoft teams, webinar kesehatan tersebut diikuti ratusan karyawan Semen Padang Group, serta pihak dari asuransi kesehatan Ramayana.
Saptino Miro menjelaskan bahwa penyakit asam lambung ini banyak diderita masyarakat umum. Penyebabnya, stress, makan terlalu banyak, langsung berbaring setelah makan, dan makan terlalu dekat dengan waktu tidur.
Kemudian, sebut Saptino, makan makanan tertentu seperti jeruk, tomat, coklat, mint, sampai makanan pedas lainnya, serta minum teh, kopi, soda, alkhohol, merokok, serta efek samping dari minum obat-obatan juga dapat menyebabkan terjadinya asam lambung.
“Harusnya, makan 3 jam sebelum tidur. Makan sering tidak apa-apa, asalkan sedikit. Karena, makan terlalu banyak bisa memproduksi asam lambung berlebihan,” kata Saptino.
Saptino juga membeberkan penyakit terkait asam lambung, yaitu Gerd dan Maag/Dispepsia. Gerd, kata Saptino, adalah kondisi ketika asam lambung naik ke kerongkongan secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang panjang. Rasa terbakar di dada dan rasa pahit di mulut adalah tanda khas dari Gerd.
“Seseorang dikatakan menderita Gerd jika mengalami reflux asam yang persisten, dimana terjadi lebih dari dua kali seminggu. Bahkan sebuah penelitian dari hasil survei online, menunjukkan 57,6 persen dari 2045 responden di Indonesia memenuhi kriteria Gerd,” katanya.
Dosen tetap Fakultas Kedokteran Universitas Andalas itu juga menyampaikan prevalensi Gerd. Kata dia, 2 dari 5 orang di Amerika pernah mengalami Gerd dalam hidup mereka, dan 1 dari 3 orang di antaranya mengalami Gerd dalam 1 minggu terakhir. “Kelompok wanita paling banyak mengalami Gerd,” ujarnya.
Jika mengalami Gerd, Saptino menyarankan untuk melakukan terapi non-farmakalogi atau tanpa obat-obatan dengan melakukan modifikasi atau mengurangi berat badan, dan meninggikan kepala lebih kurang 15-20 cm pada saat tidur, hentikan merokok dan minum alkohol, serta kurangi makanan dan obat-obatan yang merangsang asam lambung.
Kemudian terkait Maag, Saptino menyampaikan bahwa Maag beda dengan Gerd. Maag ini gejalanya adalah rasa tidak nyaman atau nyeri pada ulu hati, bengah, kembung dan perasaan cepat kenyang. Penyakit Maag ini disebabkan oleh luka di lapisan dalam lambung.
“Penyakit tukak lambung dan tukak usus 12 jari, gastritis atau radang lambung, gangguan fungsional serta stress, gangguang cemas dan depresi juga dapat menimbulkan Maag/Dispepsia. Untuk pengobatannya, tidak jauh berbeda dengan Gerd,” kata dokter spesialis kelahiran 31 Maret 1970 ini.
Program Perusahaan
Kepala Unit Operasional SDM PT Semen Padang, M. Irwan Prasetyo mengatakan, webinar kesehatan ini merupakan salah satu program perusahaan yang bertujuan, agar karyawan dapat lebih memahami atau peduli dengan kesehatannya.
“Webinar kesehatan ini juga penting bagi perusahaan, karena kesehatan karyawan ada korelasi dengan perusahaan. Kalau karyawan sehat, maka akan berdampak kepada produktifitas perusahaan,” kata Irwan Prasetyo dalam sambutannya.
Webinar kesehatan ini, katanya melanjutkan, juga dilatar belakangi adanya laporan dari Semen Padang Hospital (SPH) bahwa sejak Januari-Juli ini masalah kesehatan karyawan didominasi terkait pencernaannya, yaitu masalah lambung, seperti asam lambung dan sebagainya.
“Mudah-mudahan, melalui webinar kesehatan ini, karyawan Semen Padang Group dapat lebih paham dengan penyakit terkait lambung. Dan diharapkan juga, ke depannya segala sesuatu yang memicu masalah penyakit pada lambung, bisa dihindari,” ujarnya.
Diikuti antusias
Webinar kesehatan yang digelar PT Semen Padang diikuti antusias oleh para peserta. Dan itu, dibuktikan dengan berbagai pertanyaan dari para peserta. Salah satu pertanyaan adalah soal asam lambung yang kambuh saat bulan Ramadan.
Saptino menjelaskan, memang penyakit yang berkaitan dengan asam lambung banyak menghantui penderitanya pada bulan Ramadan. “Tapi pada umumnya, pasien saya yang mengalami Maag ketika puasa sama sekali tidak merasakan sakit Maag,” katanya.
Hal itu, katanya melanjutkan, disebabkan karena produksi asam di dalam lambung berkurang bagi penderita Maag yang menjalani ibadah puasa. Karena, asam lambung itu dirasang oleh makanan. Saat puasa, tentunya lambung akan istirah.
Ia juga menyampaikan bahwa selama lambung istirahat, maka akan terjadi restitusi atau pergantian sel. Sel mati diganti dengan yang baru. Kalau ada lambung yang meradang atau tukak lambung, saat puasa lah lambung memperbaiki diri.
“Itu lah nikmatnya ibadah puasa bagi penderita asam lambung. Namun, apabila menderita penyakit kelainan organ lambung seperti tukak lambung yang besar atau tumor lambung, disarankan untuk tidak berpuasa,” pungkasnya.
Peserta lainnya berkomentar positif atas kegiatan webinar yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tersebut. “Terimakasih dokter atas penjelasannya. Salam sehat selalu buat kita semua,” komen Muhammad Ikhwan.
Hal yang sama disampaikan Hendra. “Sangat bermanfaat webinarnya. Ini bisa menambah pemahaman kita agar terhindar dari penyakit asam lambung,” ujar Hendra. (*)