Solok Kota, Klikpositif – Walaupun kasus stunting Kota Solok cukup terendah, namun pemerintah Kota Solok tetap melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan. Penurunan angka stunting menjadi salah satu target melalui intervensi program.
Menurut Wakil Wali Kota Solok, Ramadhani Kirana Putra, pencegahan stunting sangat penting dilakukan untuk menghasilkan generasi yang lebih baik. Selain itu, target ke depannya Kota Solok bisa bebas stunting pada anak-anak.
“Jangan cepat puas. Meskipun sudah mencapai angka 18,5 persen. Penanganan tetap perlu dan dilakukan dengan optimal,” kata Wakil Wali Kota Solok, Ramadhani Kirana Putra saat membuka rembuk sunting tahun 2022, Rabu (11/5/2022).
Dhani berharap, dengan adanya rembuk stunting bersama semua elemen terkait, dapat merumuskan program intervensi yang efektif untuk menekan kasus stunting. Penguatan sejumlah sektor perlu dilakukan agar kasus gangguan pertumbuhan bisa terus menurun.
Persoalan stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional. Untuk itu, ulas Dhani, semua pihak terkait komit dalam menanggulangi permasalahan stunting secara bersama. Program yang dilahirkan harus terealisasi dengan baik.
“Menekan kasus stunting merupakan upaya dalam menyiapkan generasi Kota Solok yang lebih baik. Membantu masyarakat yang kesulitan dalam pemenuhan gizi anak-anak karena faktor ekonomi. Ini adalah tugas bersama,” sebut Dhani.
Data Dinas Kesehatan Kota Solok, kasus stunting atau gagal tumbuh di Kota Solok mencapai angka 18,44 persen dari jumlah anak usia bawah lima tahun (Balita). Angka itu termasuk yang terendah di wilayah Sumatra Barat.
“Alhamdulillah, berdasarkan data SDGI tahun 2021, Kota Solok merupakan daerah terendah kasus stunting di Sumatra Barat. Untuk data terbaru tahun 2022, masih dalam pendataan,” kata Kadis Kesehatan Kota Solok, Elvi Rosanti.