JAKARTA, KLIKPOSITIF – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade mendukung kolaborasi antara PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aeroasia dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di bawah pimpinan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam hal perawatan pesawat milik TNI.
Andre Rosiade mengatakan, keinginan agar pemeliharaan pesawat TNI dilakukan oleh PT GMF merupakan bagian dari komitmen Prabowo dalam membesarkan perusahaan milik negara.
“Kita tahu pak Prabowo punya komitmen untuk bagaimana membesarkan GMF. Menyelamatkan Garuda itu sudah sikap resmi Pak Prabowo, dan beliau juga ingin pemeliharaan pesawat milik TNI itu dikerjasamakan dengan GMF,” kata Andre dalam FGD Panja Garuda di Jakarta, Kamis (14/4) lalu.
Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar itu mengatakan, kerja sama antara PT GMF dan Kemenhan dalam hal perawatan pesawat ini diharapkan mampu memajukan kemandirian industri pertahanan dalam negeri, khususnya bidang kedirgantaraan.
“Saya sudah mendengar kerjasama ini, saya ingin mendengar bagaimana detilnya. Kedepan kami mendorong agar pemeliharaan-pemeliharaan pesawat TNI ini bisa dilakukan di GMF. Kenapa harus melibatkan asing kalau GMF bisa,” ujar Andre.
“Jangan sampai berdikari, berdiri di atas kaki sendiri, itu hanya jargon saja. Insya Allah Pak Prabowo punya komitmen untuk itu,” sambung Andre yang juga Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra membenarkan bahwa PT GMF telah menjalin kerjasama dengan Kemenhan terkait pemeliharaan pesawat TNI. Dia pun mengapresiasi komitmen Menhan Prabowo dalam memajukan industri dirgantara dalam negeri.
“Beberapa waktu lalu Pak Menteri Pertahanan datang kesini dan kami terimakasih bahwa memang komitmen dan dukungan beliau untuk memajukan Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT GMF Aeroasia, Andi Fahrurrozi mengatakan, keseriusan Menhan Prabowo dalam memajukan industri dirgantara dalam negeri ditandai dengan menerbitkan surat edaran bagi semua matra TNI (AD, AU, AL) agar pekerjaan perbaikan pesawat dilakukan di dalam negeri.
“Jadi saat ini memang berdasarkan peraturan bahwa pekerjaan maintenance alutsista itu tidak boleh dibawa keluar negeri. Jadi memang surat edarannya sudah terbit, itu dari Menhan untuk semua matra,” terang Andi.
Lebih lanjut, kata Andi, langkah PT GMF kini kian mantap untuk ekspansi pada industri pertahanan dengan keberhasilan perusahaan meraih sertifikat dan persetujuan dari Lockheed Martin atas kapasitas perawatan pesawat Hercules C-130H untuk pekerjaan overhaul, refurbishment, dan modifikasi.
Keberhasilan ini berangkat dari adanya kesepakatan offset atau Offset Project Agreement (OPA) antara pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Pertahanan dan Lockheed Martin, yang merupakan perusahaan kedirgantaraan, senjata, pertahanan, keamanan informasi, dan teknologi dari Amerika Serikat.
“Jadi ini sebagai modal dasar kami untuk bisa berkontribusi terhadap pemeriharaan Alutsista kita. Jadi tidak ada alasan bagi kami untuk terus berkomitmen memajukan Indonesia,” kata Andi. (*)