KLIKPOSITIF – Tidak hanya film layar lebar, sinetron berlatar minang sudah banyak yang diproduksi dan tayang pada saluran televisi nasional.
Hal ini karena Sumatera Barat kaya akan cerita rakyat, budaya, tradisi, dan tentunya keindahan alam yang mempesona.
Bahkan, cerita roman dan fiksi karya para sastrawan terbaik dari ranah Minang, banyak menjadi rujukan sineas untuk mereka garap.
Banyak juga sinetron yang ceritanya berlatar minang atau terinspirasi dari daerah ini.
Berikut Klikpositif, merangkum 5 sinetron berlatar Minang dari era 90an hingga kini. Sinetron mana yang Anda Suka?
1. Sengsara Membawa Nikmat
Sinetron berlatar Minang ini merupakan sinetron legendaris pada masanya, bahkan mungkin hingga saat ini masih banyak yang mencarinya di Youtube, untuk menonton ulang.
Hal ini karena sinetron berlatar belakang Mingakabau ini memiliki banyak pesan moral.
Sinetron ini Diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama “Sengsara Membawa Nikmat” karya Sutan Sati yang terbit pertama kali pada tahun 1929.
Sinetron berlatar minang yang tayang tahun 1991 ini dikenal juga dengan “Si Midun” berkisah seorang pemuda dari salah satu desa di Minangkabau bernama Midun (Sandy Nayoan) dan sahabatnya Maun (Septian Dwi Cahyo).
Midun adalah seorang pemuda yang merupakan seorang anak dari petani miskin. Ia berperangai sopan, taat beragama, dan jago silat.
Karena itu ia sangat disukai oleh warga kampung. Namun ada seorang lelaki yang iri kepadanya yaitu Kacak (Arief Rivan), seorang kemenakan kepala desa yang bergelar Tuanku Laras.
Dalam hidupnya ia kerap mendapat fitnah, sampai dijebloskan ke penjara.
Meski demikian Midun akhirnya punya karier cemerlang di tanah rantau, Batavia, sampai kemudian bertemu dengan jodohnya. Sosoknya pun jadi panutan banyak orang.
Pemeran
Sandy Nayoan – Midun
Septian Dwi Cahyo – Maun
Dessy Ratnasari – Halimah
Arief Rivan – Kacak
2. Masih Ada Kapal ke Padang
Sinetron Masih Ada Kapal ke Padang tayang tahun 1995 di SCTV, dengan pemeran utama Marissa Haque.
Pada sinetron Masih Ada Kapal ke Padang, Marissa bermain bersama suaminya, Ikang Fawzi, dan Mathias Muchus.
Sinetron berlatar minang ini mengisahkan tentang bagaimana merantaunya orang Minangkabau.
Sutradara: MT Risjaf
Pemain: Marissa Haque, Mathias Muchus, Sandi Nayoan, Dwi Yan, Nani Wijaya, Jajang C.Noer
Produksi: Rana Artha Mulia Production House – SCTV Jakarta.
Lokasi shooting: Padang, Pariaman, Kayutanam, Payakumbuh dan Jakarta.
Tahun produksi: 1995
3. Duo Datuk, sinetron berlatar minang yang jadi kontroversi
Tayangkan di SCTV pada 2002 lalu, Sinetron berlatar minang ini mengundang protes di kalangan masyarakat Minang.
Ketua Umum Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) H.K.R. Dt.P. Simulie, kala itu menyatakan,melihat karakter dua datuk dalam episode pertama, Datuk Rajo Di Hati (Anwar Fuadi) yang gila harta dan Datuk Maringgih (HIM Damsyik) yang gila wanita, maka jelas sangat jauh dari prototipe datuk (pemangku adat) yang ideal menurut adat Minangkabau.
“Jangankan datuk pemangku adat, orang biasa saja tidak ada yang berperilaku seperti itu,” ujarnya waktu itu.
4. 7 Manusia Harimau
Sinetron berlatar minang 7 Manusia Harimau adalah sinetron Indonesia produksi SinemArt yang tayang perdana 8 November 2014 di RCTI.
Sinetron yang adaptasi dari novel berjudul Tujuh Manusia Harimau karya Motinggo Busye ini, sutradaranya adalah Karsono Hadi, dengan bintang Samuel Zylgwyn, Willy Dozan, dan Adjie Pangestu.
Novel karya sastrawan Minang Motinggo Boesje terbit pada 1980. Serial novel ini terdiri dari 10 jilid.
Pertama kali adaptasi menjadi film pada tahun 1986. Film dengan judul yang sama dengan Novelnya tersebut disutradarai oleh Imam Tantowi, dan diperankan antara lain oleh Ray Sahetapy dan El Manik.
7 Manusia Harimau yang diproduksi SinemArt, lokasi syutingnya dilakukan di sebuah desa di Bengkulu.
Film dan Novel ini bercerita tentang cerita mistis tentang manusia harimau atau ‘Inyiak’ dalam sebutan keseharian oleh masyarakat Minangkabau.
Cerita ini dipercayai turun temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi.
5. Prahara di Bukik Tuo (Palasik), sinetron yang kental nuansa minang
Sinetron yang tayang di MNCTV mengangkat serial legenda Minangkabau “Prahara di Bukik Tuo (Palasik)” tayang pada tahun 2019.
Serial ini mengangkat cerita rakyat dari Minangkabau, Sumatera Barat, Palasik.
Menurut cerita rakyat Minangkabau, Palasik merupakan makhluk gaib dengan ilmu hitam yang kuat.
Makhluk ini bukan berasal dari golongan jin melainkan manusia. Palasik ini sangat ditakuti oleh Ibu-Ibu di Tanah Minang karena ia suka memangsa bayi.
Dalam sinetron produksi MNC Pictures bercerita tentang Calon Ratu Palasik di Dusun Bukik Tuo, Sumatera Barat.
Para penganut Palasik sangat menunggu kehadiran keturunan ketujuh Palasik yang akan menjadi Ratu Palasik terkuat.
Nah, sosok keturunan ketujuh Palasik ini bernama Citra.
Tapi, Citra merupakan gadis modern yang tidak mempercayai dogeng atau cerita-cerita masa lalu terlebih tentang mitos Palasik.
Rosiana Dewi memerankan sosok Citra. Selain Rosiana juga ada Masaji Wijayanto, Ghea D’Syawal, Tommy Kaganangan, Ina Marika, Tasman Taher, Joseph Hungan dan Dharty Manullang.
*
👉Silahkan bergabung di Grup FB SUMBAR KINI untuk mendapatkan informasi terupdate tentang Sumatera Barat.