PADANG, KLIKPOSITIF — Bahaya Laten (tersembunyi) Lesbian, Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) telah mengancam generasi muda di Sumatera Barat (Sumbar). Tak hanya kelompok rentan, LGBT juga merebak ke segala sektor pemerintahan hingga aparat.
“Penyakit LGBT ini tidak hanya mengincar kelompok muda, tapi juga ada terpapar dari unsur pemerintahan, pendidik hingga aparat (TNI dan Polri),” kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropis dan Infeksi RSUP M Djamil Padang, dr Armen Ahmad.
Armen Ahmad mengungkap bahaya dari penyakit LGBT tersebut. Diantaranya akan menimbulkan HIV, adalah penyakit menular. Kalau sudah terpapar, tidak akan bisa disembuhkan dan akan menjadi penderita seumur hidup.
Dijelaskan Armen, penularannya melalui cairan tubuh, darah, sperma, cairan kemaluan wanita dan cairan air susu ibu.
“Sekarang yang paling tinggi penularan HIV itu melalui hubungan seks sejenis yang biasa dikenal dengan Lelaki Seks Lelaki (LSL) itu tadi,” tuturnya.
dr. Armen menambahkan yang perlu dijauhi adalah perilakunya bukan pelakunya. “Kemudian perlu kita lakukan yakni memberi penjelasan kepada masyarakat, pendidik dari tingkat SD, SMP, SLTA, Perguruan Tinggi hingga orang tua bagaimana agar menjauhi perilaku ini,” jelasnya.
Ia menekankan, lebih penting lagi harus menjelaskan bagaimana menghindari LGBT. Masyarakat terutama usia remaja dan produktif harus mengenal, menjaga memelihara diri agar tidak menjadi korban LGBT.
“Untuk mencegah LGBT semestinya kita mendatangkan orang-orang yang sudah pernah terlibat LGBT, narkoba, pelacur. Kemudian memberi penjelasan dihadapan anak-anak, orang tua, mahasiswa supaya mereka mengenalnya,” katanya lagi.
Kemudian tidak kalah penting, andaikan di lingkungan masyarakat ada LGBT, masyarakat harus menjaga diri agar tidak menjadi korban.
“Orang tua juga, misalnya ada orang-orang sejenis yang memegang-megang tubuhnya. Dia membela diri, melarikan diri, melaporkan, memukul, melawan. Biasanya dengan mengenal kalau sudah HIV itu jadi penderita seumur hidup, orang orang akan takut terlibat dalam LGBT,” ucapnya.
Selain itu perlu juga meningkatkan keimanan, ketakwaan, pengawasan di lingkungan. Termasuk sekolah-sekolah yang homogen.
“Jadi lingkungan yang berbaur hanya laki-laki saja atau perempuan saja. Perlu ditingkatkan pengawasan ini. Karena bisa menjadi sarang berkembangnya LGBT juga,” katanya.
Diketahui, salah satu daerah di Sumbar yang gencar memerangi kasus LGBT diantaranya Kota Bukittinggi. Setidaknya, sepanjang tahun 2023, Pemko setempat telah mengungkap sekitar 74 kasus.
Hal itu diungkap Kasat Pol PP Bukittinggi, Joni Feri. Diakuinya, dari 74 kasus itu didominasi generasi muda. “Sesuai instruksi Wali Kota, kita akan berantas LGBT ini sampai bersih di Bukittinggi,” katanya kepada media, Senin (5/2/2024).
Selain LGBT, Satpol PP Bukittinggi juga berhasil mengungkap 45 kasus Pekerja Seks Komersial (PSK) dan 15 kasus waria sepanjang 2023.
Dalam beraksi, pelaku LGBT dan PSK tidak lagi menggunakan jasa mucikari atau perantara. Tapi mereka sudah menggunakan aplikasi sosial media (Sosmed).
“Melalui teknologi (medsos), kami berhasil mendeteksi pergerakan kelompok tersebut. Selanjutnya dilakukan monitoring dan penjaringan,” ungkapnya.
Feri menegaskan, penyakit menyimpang ini harus diberantas bersama-sama karena sangat bertentangan dengan norma agama dan adat.
“Penyakit ini sangat berbahaya bagi masa depan generasi muda harapan bangsa, untuk itu kita sangat berharap kepada seluruh masyarakat untuk ikut bersama memberantas LGBT ini,” tegasnya.
Kemudian pihaknya optimis perilaku menyimpang ini bisa bersih di Bukittinggi dengan keterlibatan semua pihak. Apalagi Pemko Bukittinggi banyak mendapat dukungan dari masyarakat, tokoh masyarakat maupun perangkat nagari.
“Kami akan tetap fokus terhadap kasus ini. Kita minta semua pihak mau memberikan informasi jika ada perbuatan yang melanggar norma. Seperti di kos-kosan, penginapan, hotel dan tempat umum lainnya,” pungkasnya. (**)