PADANG, KLIKPOSITIF – Pertemuan sejumlah kepala daerah di Sumbar dengan Menteri BUMN Erick Thohir yang diprakarasi anggota DPR RI Andre Rosiade 30 Maret 2021 lalu, membuahkan hasil.
Pekan lalu, Tim Kementerian BUMN melalui Project Management Office (PMO) Pariwisata Sumbar Iswandi Said langsung melakukan kunjungan kerja ke sejumlah destinasi wisata di Sumbar selama tiga hari terakhir.
Andre Rosiade berterima kasih kepada semua pihak yang begitu serius melaksanakan hasil pertemuan. “Kami berterima kasih kepada Pak Erick Thohir, serta para direksi BUMN yang mau turut membantu membangun pariwisata Sumbar,” katanya.
“Kemudian, kami juga berterimakasih kepada Pak Iswandi selaku PMO Pariwisata di Sumbar. Semoga melalui kunjungan tersebut, perekonomian Sumbar bisa lebih baik. Terima kasih juga kepada Kadis Pariwisata Sumbar yang juga merespon dengan baik,” kata anggota Komisi VI DPR RI itu, Sabtu (25/9/2021).
Iswandi Said mengakui, terbentuknya PMO ini berkat kunjungan beberapa kepala daerah dari Sumbar bersama Andre Rosiade. “Kami sangat berterima kasih kepada Pak Andre Rosiade yang menginisiasi pertemuan Pak Menteri dengan kepala daerah.Dari sanalah lahir PMO ini. Kami dari BUMN bisa berpartisipasi membangun perekonomian Sumbar di tengah pandemi Covid-19 ini,” katanya.
Pada akhirnya, sebut Iswandi, program bundling paket pariwisata Sumbar ini akan melibatkan banyak UMKM. Karena PMO ini adalah sinergi BUMN dengan semua Pemda yang ada di Sumbar. Apalagi didukung Dinas Pariwisata.
“Kita tidak bisa lagi berwisata dengan cara lama, karena harus peka terhadap protokol kesehatan,” kata Iswandi yang juga Direktur Utama Hotel Indonesia Natour, saat berkunjung ke Sawahlunto dan Solok.
Menurut Iswandi, saat kepala daerah datang, mereka berdiskusi tentang apa yang bisa dilakukan oleh BUMN, dan apa yang bisa dikerjasamakan untuk pemulihan ekonomi melalui pariwisata.
“Berangkat dari situ, Pak Erick menceritakan kepada dua Wakil Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin dan Kartika Wirjoatmodjo serta beberapa direksi BUMN. Kemudian, juga mencoba untuk mengkaji, apa yang bisa dilakukan untuk Sumbar,” sebut Iswandi didampingi Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Novrial.
Wamen BUMN Kartika secara spontan langsung meminta dirinya untuk menjadi Ketua PMO Pariwisata Sumbar. “Tentu ini suatu penugasan kemormatan bagi saya sebagai putra daerah. Karena juga bisa membuat legacy (warisan) untuk saya sebagai orang Sumbar,” kata Iswandi.
Beberapa pekan setelah SK PMO keluar, katanya melanjutkan, dibuatlah tiga subtim PMO. Pertama subtim perekonomian pariwisata Sumbar, subtim optimalisasi aset-aset BUMN di Sumbar dan sub tim legalitas.
“Karena ada beberapa aset yang perlu diselesaikan legalitasnya, khususnya di Sawahlunto,” katanya yang menyebut PMO memiliki waktu kerja sampai 31 Desember 2021.
Iswandi memastikan, tim sudah bekerja sejak Agustus dengan sub tim kecil pariwisata mencoba membuat bundling (paket bersama) pariwisata. Setelah didiskusikan dengan Kadis Pariwisata Sumbar, didapat 19 destinasi wisata. Akhirnya dijadikan lima destinasi super prioritas yaitu Mandeh di Pessel, Sawahlunto, Bukittinggi, Payakumbuh dan Pariaman.
“Dari sini kita sudah melahirkan dua paket bundling yang hari ini sudah diselesaikan kunjungan 4 hari 3 malam di Sumbar. Tim PMO ini sudah lebih besar lagi. Kami juga sudah undang ketiga sub tim. Sudah diskusi dan dua hari terakhir sudah kujungan ke destinasi,” katanya.
Untuk memaksimalkan kunjungan, lanjutnya, tim dibagi dua. Mulai dari Sawahlunto, Gunung Talang sampai Danau Kembar Solok. Dan satu lagi ke Bukittinggi, Lembah Harau, Kelok 9.
“Sebelum berangkat, kami berkumpul di Indarung 1 di Padang. Ternyata ini heritage yang layak diangkat. Sebagai pabrik semen pertama, terbesar di Asia Tenggara 1910. Ini bisa dijadikan wisata heritage juga. Menunjukkan, industri telah berlangsung di Sumbar sejak 100 tahun yang lalu,” katanya.
Menurut Iswandi, setelah mendapatkan banyak data dan merangkumnya, tim akan kembali ke Jakarta. Dijadwalkan, pada hari ulang tahun Kota Sawahlunto 1 Desember 2021, PT KAI sudah bisa mengoperasikan kereta wisata dari Sawahlunto ke Muaro Kalaban.
Selanjutnya, tim aset sudah melakukan kajian, apa saja aset yang sudah bisa dioptimalisasi. Mengubah fungsi untuk meningkatkan manfaatnya. Seperti bangunan yang diubah jadi hotel, restoran dan lainnya.
“Untuk menambah destinasi wisata internasional di Sumbar, diharapkan 1 Desember 2021, PMO Pariwisata sudah bisa memberikan program kerja yang dikaitkan dengan kalander iven Sumbar. Jadi pada 2022 kita sudah punya Calender of Ivent Sumbar yang bersinergi dengan BUMN,” katanya.
Disebutkannya, PMO terdiri sejumlah BUMN seperti PT Semen Padang, PT Bukit Asam, PT KAI, Pelindo II, Angkasa Pura II dan Hotel Indonesia Natur.
“Tugasnya membundling paket wisata yang menarik, baik keluarga, edukasi atau bisnis lain. Wisata Sumbar selain untuk tujuan leisure atau waktu senggang, juga untuk pendidikan, sampai MICE (meetings, incentives, conferencing, exhibitions) dan kegiatan kongres lainnya. Fasilitas hotel di Padang sudah mencukupi. Bahkan bisa menampung 3 ribu orang,” katanya.
Kadis Pariwisata Sumbar Novrial Rajo Mangkuto menyebut PMO Pariwisata ini sangat membantu Pemprov Sumbar memulihkan ekonomi dari sektor wisata. Apalagi biasanya, pariwisata benar-benar hanya didorong, diinisiasi oleh Dinas Pariwisata saja.
“Sekarang ada Kementerian BUMN yang membantu, karena ada kepentingan BUMN yang sejalan dengan kita. BUMN bangun hotel, kita butuh hotel. BUMN hidupkan rel KA, kita butuh daya tarik ikonik perjalanan eksklusif, Pemko Sawahlunto butuh lahan, sementara BUMN ada lahan yang bisa dipakai,” katanya.
Target jangka Panjang program ini, sebutnya, bisa menghidupkan kereta api kembali. Target jangka menengah, menghidupkan aset, serta target jangka pendek secepatnya membangun kembali industri pariwisata. “Karena itu ada paket bundling pariwisata, mulai dari pesawat, hotel dan jalur kereta api,” katanya. (*)