Solok, Klikpositif – Dinas pertanian Kabupaten Kabupaten Solok menemukan tujuh kasus positif Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Selain itu, juga ditemukan enam kasus suspek. Sapi yang terjangkit merupakan milik pedagang ternak.
Kasus positif PMK di Kabupaten Solok ditemukan petugas di kawasan Jambu Sirah, Sawah Ampang, Nagari Muaro Paneh, Kecamatan Bukik Sundi.
“Kita ambil sampel kemudian diperiksa di Balai Veteriner Bukittinggi. Dan hasilnya 7 ekor sapi positif mengidap PMK,” terang Plt. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok, Kenedy Hamzah, Sabtu (21/5/2022).
Usai di Muara Panas, petugas melakukan peninjauan ke pedagang-pedagang ternak. Petugas menemukan enam ekor sapi suspek PMK pada sapi di Nagari Sumani, Kecamatan X Koto Singkarak.
Terhadap kasus-kasus tersebut, Dinas Pertanian Kabupaten Solok melakukan upaya penanganan dengan mengisolasi ternak yang menderita PMK. Sapi tersebut dipisahkan dari sapi lainnya yang masih sehat.
“Jika ditemukan gejala, kita melakukan upaya bio security atau dengan penyemprotan kandang. Kemudian melakukan pengobatan dengan vitamin dan antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder akibat luka pada sapi,” terangnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Solok secara resmi menutup operasional pasar ternak Muaro Paneh, Kecamatan Bukik Sundi. Pesat ternak terbesar di Sumbar itu ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Penutupan ditegaskan melalui surat perintah Bupati Solok nomor : 524/328/Diperta-2022. Penghentian aktivitas jual beli di Pasar Muaro Paneh berlaku sejak 16 Mei 2022. Surat tersebut disebar ke asosiasi pedagang ternak dan pengurus pasar.
Walaupun demikian, petugas masih menemui adanya peternak yang bandel dan tetap membawa ternaknya ke Pasar Muaro Paneh. Ke depan, pihaknya berharap, pedagang ternak agar patuh agar nantinya tidak merugi akibat penyakit.
“Kalau pasar ternak tetap jalan, maka resiko penyebaran kasus PMK di Kabupaten Solok. Di Pasar ini, ternak biasanya datang dari berbagai daerah di Sumatra Barat, makanya harus ditutup total sementara waktu,” tegasnya.