Trauma Gempa Susulan, Pengungsi di Pasbar Pilih Bertahan di Halaman Kantor Bupati

peduli korban gempa Pasbar

Sejumlah warga lebih memilih tinggal di pengungsian karena lebih aman

PASBAR, KLIKPOSITIF – Gempa bumi magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar pada Jumat (25/2/2022). Trauma gempa susulan membuat warga merasa lebih aman di pengungsian.

Arbai (68) salah seorang pengungsi lebih memilih bertahan di posko pengungsian yang ada di halaman Kantor Bupati. Arbai mengaku trauma dengan gempa.

“Saya tak berani pulang, karena takut gempa susulan. Yang paling saya khawatirkan itu terjadi longsor besar akibat goncangan gempa itu,” katanya.

Arbai yang mengungsi sehari sejak terjadi gempa tidak lagi memikirkan harta bendanya miliknya di rumah. “Rumah saya memang semi permanen, namun lantainya terbelah. Saya tak memikirkan itu lagi,” ungkapnya.

Masih di lokasi pengungsian, Suwardi (50) seorang kepala keluarga yang memiliki 5 orang anak mengaku memiliki perasaan trauma yang sama dengan pengungsi lain. Katanya, ia akan bertahan bersama keluarganya selama masa tanggap darurat di posko pengungsian.

“Meski kami makan seadanya dengan tidur di tenda besar secara bersama-sama, namun kami merasa nyaman,” katanya.

Trauma gempa susulan

Ia mengatakan malam pertama di tenda pengungsian terjadi hujan deras yang mengguyur pada Jumat malam. Akibat hujan itu lantai tenda tergenangi air hujan.

Warga, ungkap Suwardi tetap merasa nyaman dan sedikit tidak khawatir meski tak bisa istirahat. Kondisi ini rasanya lebih baik jika harus bertahan di kampung mereka karena dihantui gempa susulan.

“Kami bisa tidak tidur, karena memang lantai tenda terkena air hujan, tetapi kami sedikit nyaman,” tuturnya.

Suwardi dan keluarganya kini menggantungkan hidup kepada pemerintah. Meski memiliki sedikit uang, ia hanya membelanjakan dalam kondisi mendesak.

“Saya seorang petani jagung dan kacang. Tetapi saya tak memikirkan tanaman sekarang dan harta lainnya, saya hanya memikirkan keselamatan keluarga,” ungkapnya.

Timbo Abu, sebut Suwardi adalah pusat rentetan gempa yang mengguncang Pasaman dan Pasaman Barat. Rumah warga jenis permanen rata-rata rusak parah, sehingga tidak bisa lagi ditempati.

Hampir 90 persen warga kampung proyek di Jorong Timbo Abu, Nagari Kajai mengungsi keluar. Mereka khawatir gempa susulan yang membuat bencana alam baru seperti longsor.

“Kami kan tinggal di pinggang Gunung Talamau, kami sangat khawatir terkena longsor. Dari jauh sudah terlihat banyak titik-titik longsor di gunung meski jauh dari perkampungan,” sebutnya.

  • *
    👉Silahkan bergabung di Grup FB SUMBAR KINI untuk mendapatkan informasi terupdate tentang Sumatera Barat.

Exit mobile version