PESSEL, KLIKPOSITIF– Persoalan banjir di Ranah Ampek Hulu (Rahul) Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat segera ditangani.
Bupati Pessel, Rusma Yul Anwar mengungkapkan, penanganan banjir di Tapan bakal dilakukan dengan penguatan tebing melalui pemasangan jeti sepanjang 1 kilometer melalui anggaran Kementerian PUPR.
“Total anggaran Rp40 miliar dengan panjang 1 kilometer. Insyaallah tahun 2022 sudah dilaksanakan,” ungkapnya saat meninjau langsung titik penanganan banjir di Tapan, tepatnya di Kampung Pasar Baru Binjai Tapan, Selasa 5 Oktober 2021.
Selain peninjauan titik pemicu banjir, bupati juga menyerahkan bantuan bagi warga Basa Ampek Balai Tapan yang terdampak banjir 18 September 2021 lalu.
Sedikitnya, bupati menyerahkan bantuan beras pemerintah sebanyak 883,2 kilometer untuk 190 kepala keluarga (KK).
Dalam kunjungannya, bupati didampingi Camat Ranah Ampek Hulu Tapan, Mar Alamsyah. Kepala Dinas PSDA, Doni Gusrizal. Kepala Dinas PUPR, Syahriwan. Kepala Dinas Sosial, Emirda Ziswati dan Kabag Humas Rinaldi Dasar.
Menurut Bupati, pemasangan batu jeti termasuk upaya pemerintah dalam menangani banjir di Rahul Tapan.
Selain Rahul Tapan, bantaran sungai yang pusat pemicu banjir di Rahul Tapan itu, juga terjadi di Basa Ampek Balai (BAB) Tapan.
Lanjutnya, tentunya selain dengan pemasangan batu jeti, penanganan bencana di daerah itu juga berbarengan dengan penjagaan hutan.
“Karena alam sangat perlu kita jaga. Tanpa itu bencana akan sulit kita atasi,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PSDA Pessel, Doni Gusrizal mengaku, penanganan banjir di Tapan merupakan hasil jawaban dari pertemuan bupati dengan Menteri PUPR di Jakarta.
Secara keseluruhan, panjang Sungai Batang Tapan tercatat sepanjang 64 Kilometer, melintasi 4 kecamatan hingga Kecamatan Pancung Soal dan Airpura. Total anggaran yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp600 miliar.
Namun, karena keterbatasan anggaran untuk tahap awal kementerian menganggarkan Rp40 miliar dan akan dikerjakan tahun 2022.
“Tentu pemerintah daerah tetap mengupayakan. Mudah-mudahan cepat terealisasi,” ujarnya.
Seperti diketahui, sebagai antisipasi awal, beberapa waktu lalu pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memasang kawat bronjong penahan arus.