Tingkatkan Nilai Ekonomi Durian, Pemuda Solsel Gelar Festival Durian Koto Rambah Bariang

Akibat murahnya harga durian sehingga hampir setiap tahun pohon Durian tersebut ditebang

Attila Madjidi Dan Tim berfoto dengan Latar belakang Durian Tinggi dan Durian Hijau yang berusia lebih seratus tahun

Attila Madjidi Dan Tim berfoto dengan Latar belakang Durian Tinggi dan Durian Hijau yang berusia lebih seratus tahun (Kaka)

Klikpositif - JUTAWAN Honda (3000 x 1000 px) Iklan

SOLSEL,KLIKPOSITIF – Berawal dari keprihatinan jatuhnya harga buah durian setiap datang masa panen raya. Dua orang mantan penyuluh pertanian di Solok Selatan menggagas Festival Durian Koto Rambah Bariang untuk menggerakkan perekonomian masyarakat di masa pandemi serta melindungi Pohon durian yang berusia hampir seratus tahun atau lebih.

Berawal pada tahun 2007 Joni Pardilo ditunjuk sebagai penyuluh pertanian di Jorong Koto Rambah hingga tahun 2009, Kemudian Joni Pardilo diangkat menjadi CPNS sehingga posisi Joni Pardilo sebagai penyuluh digantikan oleh Attila Madjidi dari tahun 2009 hingga 2010. Saat ini Jorong koto rambah menjadi bagian dari Nagari Lubuk Gadang Utara kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan.

Pada bulan April Tahun 2020 Attila Madjidi dikukuhkan sebagai Duta petani Andalan Nasional oleh Kementerian Pertanian, setahun setelah itu tepatnya pada bulan Februari 2021 Joni Pardilo dipercaya oleh Pemerintah Kabupaten Solok Selatan sebagai Penjabat (Pj) Wali Nagari Lubuk Gadang Utara.

“Dua hari setelah Pak Joni Pardilo dipercaya sebagai Pj Wali Nagari, kami bertemu, sedikit nostalgia semasa jadi penyuluh, sampai akhirnya muncul ide Festival Durian Koto Rambah Bariang ini,” kata Attila Madjidi diamini Joni Pardilo.

Attila Madjidi menceritakan dikawasan tersebut terdapat sekitar 4000 batang pohon Durian yang tumbuh subur, beberapa diantaranya ada yang berusia hampir seratus tahun bahkan lebih serta berbuah ratusan pada setiap musim, Namun saat ini Pohon Durian tua tersebut tidak banyak tersisa.

“Karena banyak pohon Durian, pada saat panen raya harga durian didaerah ini jatuh hingga Rp. 300 ribu untuk seratus buah durian atau Rp. 3000 per buahnya,” katanya.

Akibat jatuhnya harga pada musim panen ini, sehingga hampir setiap tahun pohon Durian tersebut ditebang, dan kayunya digunakan untuk bahan bangunan. Dia melanjutkan saat ini di Jorong koto rambah masih kokoh berdiri Durian Putih yang berusia lebih dari 75 tahun, dan di Jorong Bariang ada Durian Tinggi dan Durian Hijau yang berusia seratus tahun, Durian ini disebut juga Durian Yek kaha,

Dia berharap melalui festival durian Koto Rambah Bariang, bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dimasa pandemi ini, serta anak cucu lebih menghargai pohon Durian yang ditanam nenek moyang mereka.

Ke depan katanya, Koto Rambah dan Bariang serta daerah dikawasan ini akan dijadikan Ekowisata. Yakni salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya dan ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.

“Semoga petani kita bisa bergembira saat datang musim panen, menghargai Durian yang telah ditanam oleh nenek moyangnya. dan ini menjadi tantangan bagi Kami untuk Mengedukasi Masyarakat,” katanya

Pj Wali Nagari Lubuk Gadang Utara Joni Pardilo menambahkan saat ini panitia festival durian Koto Rambah Bariang sudah terbentuk dan sudah masuk tahap mengedukasi masyarakat.

“Karena ini pesta masyarakat, maka masyarakat mesti di edukasi bagaimana menghargai setiap tamu yang datang ke festival nantinya,” katanya.

Dia melanjutkan tahap sosialisasi kepada pemangku adat serta seluruh komponen masyarakat telah berjalan dan telah menunjukkan respon yang baik rencana festival durian yang akan digelar tersebut.

“Perlu kami tekankan Festival Durian Koto Rambah Bariang adalah Brand yang kami usung, sama seperti Tour de Singkarak, yang pelaksanaannya tidak hanya ditepi danau Singkarak. Begitu pun dengan festival ini, Masyarakat jorong sekitar seperti Manggiu, Sampu, dan tanggo aka, kampung dalam nantinya akan terlibat dalam festival ini,” jelasnya.

Humas Festival Durian Koto Rambah Bariang Rado Rikardo mengatakan kegiatan tersebut akan digelar pada bulan Mei-Juni tahun 2021, dengan menerapkan protokol kesehatan.

Pengunjung festival katanya akan menikmati suasana alam yang asri, menunggui langsung durian jatuh dari pohonnya, kegiatan Off Road dan Trabas serta disuguhkan dengan berbagai jenis durian lokal dan berbagai produk olahan durian.

“Masalah harga jangan khawatir, semua dengan harga terjangkau guna meningkatkan perekonomian masyarakat kita dimasa pandemi ini,” katanya.

Exit mobile version