Tiga Strategi Yang Dapat Digunakan Tenaga Kerja Perempuan di Industri Konstruksi

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

KLIKPOSITIF- Dalam upaya menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan kesempatan untuk bekerja di bidang konstruksi yang setara dengan kaum pria,Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kabupaten Pesisir Selatan dan Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur melalui program Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial dan Infrastruktur (KIAT – GESIT).

FGD yang mengambil tema “Peluang dan Tantangan Perempuan Dalam Persaingan Kesempatan Kerja” ini bertujuan meningkatkan peran perempuan dalam partisipasi angkatan kerja khususnya pada bidang infrastruktur dan jalan di Kabupaten Pesisir Selatan.
Hal ini disampaikan Ketua DPC IWAPI Kabupaten Pesisir Selatan, Chici Gamiachi dalam FGD tersebut yang dihadiri oleh perwakilan perangkat daerah, Ketua organisasi wanita se-Kabupaten Pesisir Selatan,Ketua Asosiasi Pengusaha Konstruksi, tokoh masyarakat, KWKP dan para pencari kerja di kalangan perempuan dan perwakilan pelaku usaha.
“Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengembangkan kapasitas perempuan dalam menghadapi peluang dan tantangan dalam persaingan mendapatkan kesempatan kerja, khususnya di bidang infrastruktur dan jalan di Kabupaten Pesisir Selatan,” kata Chichi.
Selain itu kegiatan ini bertujuan meningkatkan dukungan dari stakeholders untuk mewujudkan kesetaraan gender dan inklusi sosial di berbagai bidang.
Narasumber pada kegiatan ini terdiri dari unsur pemerintahan yang membidangi urusan pemberdayaan perempuan,Rosmadeli, SKM, M. Biomed dan praktisi atau pelaku usaha perempuan di bidang infrastruktur dan jalan, Rosita S.Pd.
Chichi mengatakan, ada tiga tantangan utama yang dihadapi oleh tenaga kerja perempuan di industri konstruksi, yaitu : sedikitnya lowongan/ porsi penerimaan pegawai untuk tenaga kerja perempuan, jam kerja yang panjang dan masalah kesehatan.
“Untuk itu ada tiga strategi utama yang dapat digunakan oleh tenaga kerja perempuan di industri konstruksi, yaitu : menjaga kesehatan tubuh, program mentoring dan melakukan banyak pelatihan,” tambahnya.
Ia juga berpendapat sebetulnya banyak profesi pekerjaan konstruksi yang bisa ditangani oleh perempuan seperti konsultan perencana konstruksi yang bertugas membuat dokumen detail perencanaan pembangunan.
Salah satu narasumber FGD ini, Rosmadeli, SKM., M.Biomed mengatakan kesimpulannya bahwa peranan wanita dalam pembangunan yang berwawasan gender penting dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat, agar tidak melihat pria dan wanita dari kacamata biologis (peran kodrati).

Exit mobile version