PAYAKUMBUH, KLIKPOSITIF —
Wajah Kota Payakumbuh terus dipercantik dengan pembangunan pedestrian area dan saluran drainase. Selain meperindah, tujuannya juga untuk mengatasi genangan air di kala hujan.
Kasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Dinas Bina Marga, Cipta Karya Dan Tata Ruang Provinsi Sumbar mengatakan dengan kegiatan pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang terhubung langsung dengan sungai lintas daerah kabupaten/kota dan kawasan strategis provinsi maka akan mengatasi genangan air saat hujan. Ia menjelaskan anggaran pembangunan drainase di Payakumbuh ini bersumber dari APBD Pemprov Sumbar Tahun Anggaran 2021.
“Selain itu, ada lagi kegiatan Pemprov di Kota Payakumbuh seperti pembangunan drainase di Lundang dan pembangunan sarana penunjang TPA Regional di Padang Karambia,” katanya, Kamis 16 September 2021.
Hasil Pantauan KLIKPOSITIF, terlihat kendaraan berat eskavator sedang bekerja membongkar drainase lama di Jalan A Yani. Menurut informasi nantinya akan digali saluran drainase dengan panjang sekitar 400 meter, mulai dari kanopi sampai Jembatan Ratapan Ibu.
Kemudian dijelaskannya bahwa pekerjaan senilai Rp.3.124.998.000 ini dilaksanakan oleh PT. Mutiara Medya Mandiri dengan waktu selama 149 hari kalender dengan Konsultan Pengawas CV. Karahositama Consultant yang telah dimulai sejak 5 Agustus 2021 lalu.
Secara terpisah, Don Werry Dt. Nan Bosa selaku pelaksana pekerjaan dari PT. Mutiara Medya Mandiri, pekerjaan yang dilakukan adalah menggali saluran drainase yang awalnya akan dilakukan pembongkaran trotoar lama di bawah kanopi, memasang kerb, dan pipa untuk buangan air dari jalan ke drainase. Sementara itu, untuk pedestrian area, trotoar diperlebar menjadi 1,8 meter karena trotoar lama hanya sekitar 1 meter saja dan akan ada bahu jalan yang dikorbankan untuk area pejalan kaki demi mepermudah akses masyarakat.
“Pedestrian areanya dibuat sama seperti, yang di Jalan Sudirman biar ada keserasian,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Nunang Daya Bangun Dedi Hendri yang akrab disapa Asenk ini mengatakan drainase lama ini dibangun di zaman penjajahan, jauh sebelum dirinya lahir. Ia menjelaskan bahwa memang terlihat keras material drainase lama ini karena alat berat cukup kewalahan menggali dan menghancurkan bekas betonisasi yang lama.
“Pembangunan ini dilaksanakan di area pasar dan sedikit banyaknya akan mengganggu aktifitas lalu lintas dan perparkiran, maka pihak kontraktor telah berkomunikasi dengan Dinas Perhubungan, Damkar, Dinas Koperasi dan UKM, dan Satlantas Polres Payakumbuh agar kelancaran selama pengerjaan. Apalagi, jalan yang sedang dibongkar adalah akses yang biasa dilalui keluar masuk mobil damkar, maka perlu diperhitungkan kemungkinan kendala-kendala yang ditimbulkan oleh pekerjaan ini,” kata Dedi Hendri.