Menilik Perjuangan PLN Terangi Daerah Terpencil di Seluruh Indonesia

PLTD digunakan karena paling mudah untuk dioperasikan di wilayah terpencil yang belum terkoneksi dengan jaringan-jaringan besar

Ilustrasi

Ilustrasi (Berita Gresik)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

KLIKPOSITIF – Positifers, tahukah anda bagaimana upaya PT PLN (Persero) untuk menerangi daerah-daerah terpencil di seluruh Indonesia? Hingga saat ini, PLN masih mengandalkan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) untuk menerangi daerah-daerah terpencil.

PLTD digunakan karena paling mudah untuk dioperasikan di wilayah terpencil yang belum terkoneksi dengan jaringan-jaringan besar dan kondisi infrastrukturnya masih buruk. Butuh biaya besar untuk melistriki daerah-daerah terpencil. PLN harus membeli solar hingga Rp 36.000/liter untuk menghidupkan PLTD di kawasan-kawasan ini.

Dampaknya, biaya pokok produksi (BPP) listrik tinggi, bisa mencapai Rp 8.000/kWh. Sebagai gambaran, rata-rata BPP listrik di seluruh Indonesia sekarang ialah Rp 1.352/kWh. Meski demikian, tarif listrik yang dibayar masyarakat di daerah terluar, perbatasan, dan terpencil hanya sekitar Rp 400/kWh. Sebab, masyarakat di sana umumnya masih miskin. PLN sebagai instrumen negara wajib memenuhi kebutuhan listrik bagi seluruh rakyat dengan biaya terjangkau, sama di seluruh Indonesia.

Biaya angkut BBM ke daerah-daerah terpencil sangat mahal karena belum ada infrastruktur dasar yang memadai, tidak ada jalan beraspal mulus menuju ke sana. Pengiriman solar harus dilakukan dengan kapal, pesawat, melalui hutan, dan lain-lain.

Namun, bagi PLN, ini bukan pemborosan melainkan kewajiban. Rakyat miskin di daerah terpencil juga berhak memperoleh listrik dengan tarif yang disubsidi.

Exit mobile version