KLIKPOSITIF – Ketua IPSI Sumbar, Supardi SH, mengunjungi atlet yang sedang berjuang merengkuh prestasi di PON XXI Aceh-Sumut, hari ini (12/9). Atlet pencak silat Sumbar yang berlaga di ajang bergengsi tingkat nasional ini. Saat, ini IPSI Sumbar memastikan mendapat satu perunggu (M Tri Bintang Shanu) dengan 2 atlet yang mencapai posisi final. Final akan dilangsungkan pada Jumat pagi, (13/9).
“Tentu memberi motivasi. Semangat. Sekaligus ingin menyuntikkan energi agar gerbang baru sejarah di pencak silat bisa tercipta,” ujar Supardi Ketika dihubungi lewat telepon genggam. Ketua DPRD Sumbar 2019-2024 ini datang bersama Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy.
Sejarah yang dimaksud adalah, apabila dua pesilat Sumbar, Winda Novi Yalni dan Aulia Refni Gusanti bisa meraih emas, maka ini untuk pertama kalinya dalam sejarah PON, Sumbar bisa mendapatkan 2 emas dari cabang pencak silat. Jika tidak, apabila Winda bisa meraih emas, maka untuk pertama kalinya atlet pencak silat Sumbar meraih emas berturut-turut dalam dua PON berbeda.
Perburuan prestasi itu, jelas menjadi target Tim IPSI Sumbar. Pelatih Sahripal Ependi, optimis, prestasi itu bisa diraih. “Kami bekerja keras berbulan-bulan ini. Latihan tiada henti. Try out juga dilakukan keluar negeri. IPSI sudah memberikan segalanya,” ujar mantan pesilat PON ini.
Begitu juga Wenny Sasmitha. Pelatih putri ini mengaku baru kali ini persiapan dilaksanakan dengan menjadikan sains sebagai landasan utama. “Zaman saya dulu juga pernah. Namun, kali ini kami memfokuskan pada atlet pencak silat. Detil. Mudah-mudahan ini membawa perubahan untuk Silat Sumbar ke depan,” kata peraih emas PON di Riau ini.
Untuk mengubah pradigma, IPSI Sumbar memang membuat perubahan dalam metode latihan. Unsur tradisi dikulik sedemikian rupa dengan pagar-pagar peraturan yang makin menyempit, untuk menemukan formula baru.
“Ketua IPSI selalu ingin agar tradisi bisa disuntikkan lebih dalam pada atlet PON kali ini. Mulai dari sampai metode latihan dibuat sedemikian rupa agar sesuai dengan latar Sumatera Barat yang berbudaya Minangkabau,” ucap Buya Zuari Abdullah, pelatih kepala. “Dalam satu kesempatan, Prof Syahrial Bachtiar memuji kurikulum ini mendekati metode untuk timnas pencak silat,” ceritanya lagi