Stres dan Rasa Cemas Bisa Perburuk Masalah Lambung, Ini Penjelasannya

Ciri utama maag yaitu rasa tak nyaman atau panas pada ulu hati akibat asam lambung (heartburn).

ilustrasi

ilustrasi (net)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

KLIKPOSITIF – Ternyata sakit atau gangguan maag, rasa cemas, dan stres saling berkaitan dan dapat memperparah satu sama lain. Maag merupakan kumpulan gejala atau keluhan yang muncul akibat gangguan pada sistem pencernaan.

Banyak penyakit yang menimbulkan maag, tapi kondisi ini biasanya disebabkan oleh aliran balik (refluks) asam lambung ke kerongkongan. Ciri utama maag yaitu rasa tak nyaman atau panas pada ulu hati akibat asam lambung (heartburn).

Rasa nyeri disebabkan karena otot sfingter pada perbatasan kerongkongan dan lambung tidak berfungsi dengan baik sehingga asam lambung mengalir balik.

Selain heartburn, pasien maag juga sering kali mual, muntah, dan merasa seperti ada yang tersangkut dalam kerongkongannya. Jika refluks asam lambung terjadi 2 — 3 kali dalam seminggu, ini disebut sebagai Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).

Ada sejumlah hal yang bisa memperparah maag, salah satunya stres dan rasa cemas. Menurut sebuah penelitian terbitan Journal of Neurogastroenterology and Motility, orang dengan gangguan kecemasan lebih rentan mengalami gejala GERD.

Menurut para peneliti, stres dan kecemasan mungkin memperparah maag dengan cara: Rasa cemas yang berlebihan bisa meningkatkan produksi asam lambung.

Rasa cemas dapat mengurangi tekanan pada sfingter atau otot kerongkongan sehingga asam lambung mengalir balik.

Stres membuat otot menjadi tegang. Jika stres memengaruhi otot lambung, hal ini bisa menekan organ-organ di sekitarnya dan mendorong asam lambung.

Penelitian sebelumnya dalam jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology pun telah menunjukkan bahwa pasien GERD yang mengalami kecemasan berlebih cenderung menghadapi gejala yang lebih parah. Buruknya lagi, gangguan cemas dan maag memperparah satu sama lain.

Pasien GERD yang mengalami nyeri dada memiliki tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengalaminya. GERD lambat laun dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Pada saat yang sama, stres dan kecemasan membuat gejala GERD semakin parah.

Untuk menghapus siklus tanpa akhir ini, Anda perlu mengelola keduanya sekaligus.

Exit mobile version