KLIKPOSITIF
-PT PLN (Persero) siap memasok listrik sebesar 678 megawatt (MW) untuk mendukung produksi bahan bakar minyak (BBM) di Grass Root Refinery (GRR)/kilang Tuban milik PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP).
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menuturkan, pasokan listrik ke GRR Tuban merupakan salah satu bentuk sinergi BUMN dalam menjaga ketahanan energi nasional.
Melalui nota kesepahaman (MoU) dengan PT PRPP, PLN berkomitmen akan memasok listrik yang dibutuhkan GRR Tuban mulai dari pembangunan hingga beroperasi. PT PRPP merupakan perusahaan patungan antara PT Pertamina (Persero) dengan Rosneft Singapore Pte Ltd yang merupakan afiliasi perusahaan migas Rosneft asal Rusia.
“Proyek GRR Tuban ini merupakan salah satu proyek strategis nasional untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Untuk itu, PLN mendukung tersedianya pasokan listrik dengan keandalan tinggi, berkualitas dan harga kompetitif,” papar Zulkifli.
Dia menuturkan, PLN siap memenuhi berapa pun kebutuhan listrik di kilang minyak yang akan terintegrasi dengan kompleks petrokimia ini. Saat ini sistem kelistrikan Jawa Bali memiliki daya mampu netto sekitar 38 gigawatt (GW) dengan beban puncak sekitar 26 GW.
Dengan memberikan kepercayaan kepada PLN, Pertamina bisa fokus untuk memproduksi BBM dan Petrokimia dengan kualitas tinggi demi memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Setelah PLN ikut memasok listrik ke Blok Rokan dan dilanjutkan ke kilang GRR Tuban, Kami optimistis dapat terus memberikan kontribusi positif dalam menyediakan pasokan listrik bagi industri minyak dan gas nasional,” tandasnya.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Djoko Priyono menjelaskan keandalan pasokan listrik sangat dibutuhkan di kilang yang bakal memproduksi BBM sebesar 230 ribu barel per hari. Dengan pasokan listrik yang melimpah dan infrastruktur kelistrikan yang mumpuni, Djoko yakin PLN mampu memenuhi kebutuhan listrik GRR Tuban.
Pertamina membutuhkan pasokan listrik sebesar 20 MW dari PLN sejak kontruksi dimulai pada kuartal III tahun 2023.
Sedangkan tahap commisioning yang ditargetkan pada kuartal II tahun 2026, Pertamina membutuhkan pasokan listrik sebesar 50 MW. Harapannya pada kuartal I tahun 2027, GRR Tuban sudah beroperasi penuh.
“Dengan beroperasi penuh Pertamina butuh pasokan daya sebesar 678 MW yang ini rencananya akan dipasok melalui kombinasi antara self power generation dan grid system milik PLN,” ujar Djoko.
Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury pun mengapresiasi kerjasama kedua BUMN yang merupakan wujud budaya kolaboratif yang ditekankan dalam BUMN. Ia juga berharap dengan adanya kerja sama ini maka bisa memberikan win-win solution bagi dua BUMN.
“Harapannya ini bisa menjadi win-win solution. PLN bisa meningkatkan penyerapan listrik dari sistem Jawa Bali sedangkan Pertamina bisa fokus untuk menjalankan inti bisnis yaitu pengolahan dan produksi petrokimia,” ujar Pahala.