Sering Merasa Lapar Tak Tertahankan Meski Sudah Makan, Mungkin Gejala Polifagia

Polifagia merupakan istilah medis untuk menggambarkan rasa lapar berlebihan atau peningkatan nafsu makan lebih dari biasanya

ilustrasi

ilustrasi (net)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

KLIKPOSITIF – Anda pernah merasa terus lapar meski telah makan cukup banyak? Kondisi nafsu makan yang terus meningkat bisa menandakan polifagia.

Polifagia merupakan istilah medis untuk menggambarkan rasa lapar berlebihan atau peningkatan nafsu makan lebih dari biasanya. Rasa lapar adalah hal yang wajar dan semua orang pernah merasakannya. Namun, kondisi yang juga disebut hiperfagia ini jauh lebih ekstrem dari rasa lapar biasa.

Polifagia dapat menyebabkan rasa lapar yang intens, tapi tidak dapat terpuaskan dengan mengonsumsi makanan. Untuk mengatasi rasa lapar berlebihan ini, Anda perlu tahu beberapa faktor penyebabnya:

Berbagai penyebab polifagia mulai dari kondisi ringan hingga cukup berat, mulai dari gaya hidup buruk hingga masalah medis tertentu.

Pola makan buruk

Penyebab paling umum terutama dari pola makan yang buruk, misalnya terlalu banyak makan makanan tinggi karbohidrat dan lemak seperti makanan cepat saji. Konsumsi jenis makanan ini minim protein dan serat sehingga membuat Anda cepat kembali lapar.

Diabetes

Kadar gula darah yang tinggi pada pasien diabetes bisa terus meningkatkan nafsu makan. Polifagia biasanya terjadi pada pasien diabetes tidak mengontrol kadar gula darah, seperti melewatkan konsumsi obat diabetes dan waktu makan. Kondisi gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan tubuh tidak dapat menggunakan gula dalam darah (glukosa) dengan baik. Penumpukan glukosa menyebabkan tubuh mengirim sinyal lapar ke otak sehingga nafsu makan meningkat. Oleh karena itu, waspadailah kondisi polifagia karena bisa menjadi salah satu gejala diabetes.

Hipoglikemia

Rendahnya kadar gula darah atau hipoglikemia juga bisa menyebabkan polifagia. Kondisi ini umumnya terjadi pada pasien diabetes yang mengonsumsi obat penurun gula darah. Namun, orang tanpa diabetes juga bisa mengalami hipoglikemia akibat minum obat malaria (quinine) dengan dosis berlebih, kecanduan alkohol, atau terkena hepatitis.

Hipertiroid

Hipertiroid adalah kondisi saat kelenjar tiroid bekerja terlalu aktif. Akibatnya, kadar hormon tiroid di dalam tubuh menjadi berlebih. Kondisi tersebut dapat mengganggu metabolisme, salah satunya dampaknya yaitu meningkatkan nafsu makan.

Premenstrual syndrome (PMS)

Wanita yang sedang mengalami premenstrual syndrome (PMS) berisiko lebih tinggi untuk mengalami nafsu makan berlebihan. Nafsu makan berlebih saat PMS terjadi akibat meningkatnya hormon estrogen dan progesteron, tetapi terjadi penurunan hormon serotonin. Akibatnya, Anda mungkin ingin mengonsumsi makanan yang tinggi gula dan lemak.

Stres dan depresi

Polifagia juga bisa terjadi saat Anda mengalami stres kronis atau depresi. Hal ini karena keduanya bisa memicu hormon stres atau kortisol meningkat. Nafsu makan berlebihan akibat stres merupakan bagian dari respons emosional tubuh untuk mengalihkan diri dari emosi negatif. Hal ini bisa terjadi tanpa Anda sadari.

Gangguan tidur

Sejumlah gangguan tidur, seperti sleep apnea atau insomnia, dapat membuat tubuh kesulitan mengontrol hormon yang mengatur rasa lapar. Alhasil, kebiasaan kurang tidur ini dapat menyebabkan polifagia.

Exit mobile version