Serap Aspirasi Pembangunan, Bunga Nagari Berlanjut ke Paninjauan

Pada aksi menampung segala persoalan masyarakat di sembilan nagari salingka Danau Maninjau itu

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

AGAM, KLIKPOSITIF – Program Bupati Ngantor di nagari (Bunga nagari) Pemerintah Kabupaten Agam terus bergulir.

Kekinian, Bupati Agam, Dr. H. Andri Warman, MM menyapa sekaligus menyerap aspirasi masyarakat Kecamatan Tanjung Raya yang dipusatkan di Nagari Paninjauan.

Pada aksi menampung segala persoalan masyarakat di sembilan nagari salingka Danau Maninjau itu, bupati memboyong hampir seluruh kepala OPD di lingkup pemerintah daerah.

Dalam hantarannya bupati Agam menyebut, Bunga Nagari merupakan upaya untuk menghindari keputusan sepihak terkait pembangunan di nagari-nagari.

Menurutnya setiap nagari di Kabupaten Agam memiliki persoalan tersendiri. Oleh sebab itu, pemerintah daerah perlu hadir ke nagari untuk merangkum persoalan-persoalan tersebut.

“Program yang akan dijalankan di nagari pada 2023 nanti harapannya benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat di nagari,” ujarnya, Kamis (23/6).

Selain menampung aspirasi, kehadiran bupati di tengah-tengah masyarakat nagari itu juga dalam rangka mengkampanyekan program revitalisasi Danau Maninjau.

Persoalan revitalisasi Danau Maninjau sambungnya, sudah menjadi perhatian serius pemerintah pusat. Untuk itu, pihaknya menilai perlu adanya input dari masyarakat setempat terkait hal tersebut.

“Problem utama Maninjau saat ini adalah persoalan revitalisasi, mari kita rembukan hal ini dan temukan bagaimana penyelesaiannya,” ucap bupati.

Sementara itu Walinagari Paninjauan, Tomi Candra Putra mengaku tersanjung mendapat kesempatan jadi tuan rumah Bunga Nagari kali ini.

Dikatakan, kehadiran bupati di tengah-tengah masyarakat membuktikan adanya perhatian pemerintah daerah terhadap laju pembangunan di nagari.

Lebih lanjut disampaikan, saat ini warganya hampir sebagian besar bermata pencaharian sebagai pembudidaya bibit ikan nila. Bahkan, baru-baru ini kementerian terkait menobatkan daerah itu sebagai kampung budidaya nila.

“Kendala yang kami hadapi terkait ini adalah harga jual bibit yang masih rendah, kemudian juga soal pakan ikan nila,” sebutnya.

Khusus untuk pakan ikan imbuhnya, warga setempat telah memulai budidaya magot. Menurutnya, selain baik untuk pakan ikan, magot juga upaya mengurangi volume sampah di daerah itu.

“Kami juga memiliki potensi lain untuk dikembangkan, baik di bidang seni, agama, adat dan budaya serta potensi kepariwisataan,” ujarnya.

Exit mobile version