PADANG, KLIKPOSITIF — Klinik Fetomaternal Rumah Sakit Universitas Andalas (RS Unand) yang juga menjadi Rujukan Regional Plasenta Akreta di Sumatera Barat (Sumbar) dan Regional Sekitarnya resmi beroperasi, Kamis (24/10/2024).
Klinik Fetomaternal RS Unand tersebut diresmikan oleh Rektor Unand Efa Yonnedi didampingi Direktur Utama RS Unand Yevri Zulfikar, serta Professor Gus Dekker dari University of Adelaide yang juga Senior Academic Consultant Dep of Obstetrics and Gyneacology Women’s and Children’s Hospital of Adelaide.
Rektor Unand Efa Yonnedi mengatakan, pihaknya mengapresiasi RS Unand yang telah mampu menawarkan layanan baru bagi ibu hamil dengan resiko tinggi sehingga ibu dan bayi tertangani dengan baik.
RS Unand, lanjutnya, juga menjadi satu-satunya rumah sakit rujukan untuk kehamilan dengan resiko tinggi di Sumbar. Menurutnya, ini tanggung jawab yang besar dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
“Disamping itu, ini juga peran penting RS Unand dalam mengurangi angka kematian ibu bu dan angka kematian bayi,” katanya.
Diketahui, untuk bidang Fetomaternal sendiri, RS Unand memiliki sumberdaya yang mumpuni dan profesional, diantaranya Prof. Dr. dr. Hj. Yusrawati, Sp.OG, Subsp. KFM (K), Dr. dr. Vaulline Basyir, Sp.OG, Subsp. KFM (K). Dr. dr. Joserizal Serudji, Sp.OG-KFM dan dr. Rina Gustuti, Sp.OG-KFM.
Efa Yonnedi meyakini, dengan keahlian yang dimiliki dalam mendeteksi dan mendiagnosis kelainan pada janin mampu memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan maternal.
Direktur Utama RS Unand Yevri Zulfikar mengemukakan, sebagai rumah sakit rujukan, RS Unand ini dilengkapi dengan fasilitas dan sumber daya yang mendukung.
“Kami ingin memastikan setiap ibu hamil mendapatkan perawatan yang layak dan aman, serta memastikan bayi yang dilahirkan sehat,” tuturnya yang didampingi Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan Arina Widya Murni dan Direktur Umum dan Keuangan Sri Dewi Edmawati.
Disampaikannya, ketersediaan layanan rujukan ini diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat tidak hanya masyarakat Sumatera Barat tetapi juga regional sekitar seperti, Riau dan Jambi, khususnya bagi calon ibu yang menghadapi risiko kehamilan.(*)