Solok Kota, Klikpositif – Rencana Bupati Solok, H. Epyardi Asda untuk menempatkan satu unit eskavator di setiap Kecamatan di daerah Kabupaten Solok, perlu diujudkan demi kepentingan masyarakat.
Menurut kader Partai Amanat Nasional (PAN), John Hendra menilai, Hal itu sudah menjadi kebutuhan mengingat kondisi geografis daerah dan akan membawa dampak positif terhadap masyarakat.
Selain untuk mendukung pelaksanaan pembangunan infrastruktur, penempatan satu unit eskavator disetiap kecamatan didaerah Kabupaten Solok juga sangat tepat dalam penanggulangan bencana alam.
Menurut pria yang sempat mencalon sebagai legislatif provinsi Sumbar dari Dapil VII itu, dari perjalanannya ke berbagai pelosok kabupaten Solok, persoalan infrastruktur jalan kerap menjadi persoalan.
Apalagi saat terjadi bencana longsor yang sering melanda sejumlah kawasan di kabupaten Solok, ruas jalan sebagai urat nadi perekonomian tertimbun dan butuh waktu cukup lama untuk menanganinya karena keterbatasan alat berat.
“Kalau sudah masuk musim hujan, masyarakat sudah waspada. Bahkan tak jarang, jorong dan nagari terisolasi lantaran jalan tertimbun longsor,” papar mantan wakil ketua DPRD kota Solok itu.
Menurutnya, kalau program satu kecamatan satu eskavator dapat terwujud, maka akan membawa dampak yang sangat positif bagi masyarakat di kecamatan, merdeka dari keterisoliran akibat bencana alam.
Jon Hendra sangat yakin, masyarakat akan menyambut positif jika satu kecamatan satu eskavator bisa diwujudkan. Tentu rencana itu tidak lahir begitu saja, tapi merupakan buah dari aspirasi masyarakat.
“Dengan menempatkan sarana seperti eskavator dekat dengan masyarakat nagari, juga akan mendorong pelaksanaan pembangunan dilakukan secara mandiri disetiap nagari,” tuturnya.
Rencana penempatan satu unit eskavator di setiap kecamatan yang ada didaerah Kabupaten Solok harus menjadi skala prioritas sesuai dengan kondisi wilayah dan kebutuhan masyarakat.
Apalagi, kurangnya fasilitas umum, membuat sejumlah nagari sulit berkembang. Bahkan akses jalan sebagai urat nadi perekonomian masyarakat juga masih menjadi persoalan yang hingga kini belum tertuntaskan di Solok.