PADANG, KLIKPOSITIF – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Supardi mengingatkan bahwa tujuan dari pendidikan adalah memanusiakan manusia. Pendidikan bukan hanya memberikan ilmu namun juga membentuk manusia menjadi insan yang berkarakter baik dan berbudi pekerti luhur. Hal tersebut disampaikan Supardi saat memimpin upacara peringatan satu abad Universitas Taman Siswa (Tamsis) Padang, Minggu (3/7) Juli.
Supardi mengatakan Ki Hadjar Dewantara telah mewariskan banyak ajaran terkait pendidikan. Hal tersebut harusnya tetap dipegang teguh dan dilaksanakan oleh seluruh lembaga pendidikan formal mauoun non formal. Namun, Supardi menilai ajaran-ajaran tersebut sepanjang perjalanan zaman, telah banyak terkikis dan terlupakan.
“Mari kita amalkan kembali ajaran tersebut. Salah satunya konsep yang menyatakan pendidikan bertujuan untuk memanusiakan manusia,” ujar Supardi.
Berkaca pada konsep itu, sangat jelas bahwa pendidikan bukan hanya tentang mengajarkan ilmu saja, seperti matematika, hukum, ekonomi dan lain sebagainya. Namun terpenting adalah membentuk manusia untuk memiliki karakter baik dan berbudi pekerti luhur. Hal tersebut juga dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang mampu untuk bijaksana dalam mengambil keputusan dan bermartabat serta menunjujung nilai-nilai kemanusiaan. Selain itu, tambah dia, ada pula konsep belajar tiga dinding.
Hal ini dimaksudkan pembelajaran yang bukan hanya kaku pada ruang sekolah secara apa adanya. Yakni dimana ruang belajar di sekolah adalah empat dinding. “Konsep belajar tiga dinding yakni memberikan satu dinding tetap terbuka,” ujarnya.
Hal ini dimaksudkan bahwa pendidikan seharusnya dilakukan tanpa ada batas antara teori dan realita di luar ruang kelas. Bagaimana mengajarkan teori-teori di ruang kelas dengan tetap mengacukannya pada realita di luar ruang kelas. Dengan begitu teori-teori tersebut bisa membantu untuk menjalani kehidupan dengan baik, bijaksana dan logis memecahkan masalah.
“Dengan begitu peserta didik tidak hanya dituntut pandai akademik saja. Namun juga terampil dalam menerapkan ilmu dan logika dalam kehidupan sehari-sehari. Mereka bisa menjadi pencerah yang membantu masyarakat untuk berkehidupan lebih baik dan pandai memecahkan masalah,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Supardi juga memaparkan tentang sejarah panjang lembaga pendidikan Taman Siswa yang didirkan oleh Ki Hadjar Dewantara tersebut dihadapan para peserta upacara. Diantara hadir pula Ketua Yayasan Taman Siswa Padang, Rektor Universitas Taman Siswa Padang, civitas akademika dan para alumni lembaga pendidikan tersebut.
Dia mengatakan sepanjang perjalanan tersebut Taman Siswa telah banyak bekontribusi dalam membantu memyiapkan sumber daya manusia yang kompeten membangun negeri. Dijelaskannya bahwa dahulunya Sumatera Barat memiliki banyak perguruan tinggi, sebut saja perguruan Sungai Pua hingga perguruan diniyah.
Pusat-pusat pendidikan tersebut ada yang sudah tidak lagi ada. Namun mereka pernah mencetak tokoh-tokoh yang berkontribusi untuk kemerdekaan Indonesia seperti Agus Salim dan Buya Hamka. โTokoh-tokoh besar Indonesia adalah orang-orang yang berpendidikan seperti Buya Hamka, M. Natsir, Agus Salim hingga Ki Hadjar Dewantara,โ ungkapnya.
Pada peringatan satu abad Tamsis tersebut Supardi juga mengajak Taman Siswa untuk membantu mengatasi permasalahan kekurangan tenaga pendidik di provinsi ini. Masalah tersebur menurut dia akan semakin memburuk mengingat pada Tahun 2023 pemerintah pusat telah memutuskan untuk menghilangkan tenaga honorer.
Hal ini, tambah Supardi, menjadi dilema yang harus diselesaikan dengan baik. Tantangannya adalah banyak sekolah yang menutupi kekurangan guru dengan memperkerjakan tenaga honorer. Ini mengingat jumlah guru-guru yang berstatus pegawai negeri sipil tidak setara dengan kebutuhan dalam proses belajar mengajar. Dia menilai hal tersebut harus menjadi pekerjaan rumah bersama, antara pemerintah dan juga lembaga pendidikan.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan sepuh, Taman Siswa, lanjut dia, juga memiliki tanggung jawab untuk memajukan dunia pendidikan di Sumbar dan bersama-sama pemerintah membantu menyelesaikan persoalan yang ada di provinai ini.
Sebelumnya, Majelis Cabang Taman Siswa Padang Ki. H. Irwandi Yusuf mengatakan, peringatan satu abad Tamsis merupakan momen untuk melakukan refleksi kehadiran lembaga pendidikan ini untuk merdeka dari belenggu penjajah, mengikis kebodohan, kemiskinan dan meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Taman Siswa hadir untuk melahirkan generasi pemimpin yang memiliki budi pekerti, cerdas, berkepribadian untuk kesejahteraan dan kejayaan bangsa Indonesia.