KLIKPOSITIF – Cuaca cerah menyelimuti seputar kawasan hijau di sebuah pulau kecil dalam kawasan Pusat Antariksa Kennedy di Cape Canaveral, Brevard County, Negara Bagian Florida, Amerika Serikat, Minggu (18/6/2023) sore waktu setempat, atau Senin (19/6/2023) subuh di wilayah WIB. Tepat di tengah pulau yang dinamai Space Launch Complex 40 (SLC-40) itu, terlihat sebuah roket putih setinggi 70 meter dan diameter 3,66 meter berdiri angkuh, menempel pada menara peluncur.
Di samping keempat sisinya, tampak empat menara lain yang berfungsi sebagai pengontrol peluncuran. Sesekali terlihat rombongan burung terbang melintas tak jauh dari posisi roket berbobot 570 ton.
Sejurus kemudian, asap putih tipis mulai keluar dari bagian bawah roket. Hal itu menandai Tingkat Satu atau Stage 1, dari proses peluncuran itu. Tak sampai satu menit, giliran Tingkat Dua (Stage 2) yang mengeluarkan asap putih, kali ini jauh lebih tebal. Saat itu, jam telah menunjuk angka 18.19 waktu setempat atau 5.19 Senin WIB.
Hanya dua menit saja, kepulan asap dari Tingkat Dua semakin tebal dan kemudian hilang. Rupanya, itu pertanda mesin roket sudah mulai dinyalakan. Tiba-tiba, dari bagian bawah Tingkat Satu mengepul asap putih bergulung-gulung setinggi hampir 20 meter mengiringi melesatnya Falcon-9, nama roket tadi, menuju angkasa.
Falcon-9 adalah roket pertama di dunia yang mampu mendarat lagi ke bumi dan dapat digunakan kembali (reuseble launch system) untuk 15 kali peluncuran. Mengutip dari website resmi SpaceX, peluncuran perdana Falcon-9 dilakukan pada 4 Juni 2010 dan telah dikembangkan ke dalam 12 varian, mulai dari roket tunggal seberat 570 ton hingga Falcon Heavy (2.500 ton) yang memiliki tiga roket peluncur sekaligus.
Sejak pertama kali meluncur, total keseluruhan varian Falcon sudah melaksanakan 238 misi penerbangan ke antariksa selama kurun 13 tahun. Bahkan Falcon-9 Block 5 telah melaksanakan 176 misi antariksa dan pada 2022 lalu, tercatat sudah 60 kali mengangkasa.
Waktu yang saat itu telah menunjukkan 18.21 waktu Florida atau 05.21 WIB Senin pun mengiringi kepergian roket. Seiring itu, suara menderu keras nyaris memekakkan telinga–seukuran hampir 200 desibel (DB) atau menyamai 20 kali berisiknya suara mesin pesawat jet Airbus A380, sebagaimana hasil riset para peneliti Brigham Young University, Florida.
Wahana peluncur tiga tingkat ini adalah milik SpaceX, perusahaan antariksa swasta terbesar di dunia milik orang terkaya sejagat, Elon Musk. Gema suaranya memecahkan keheningan sore di kawasan milik Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) dan dapat terdengar hingga radius hampir 20 kilometer.
Falcon-9 berpenggerak oksigen cair dan RP-1 (Refined Petroleum-1) terus melaju berkecepatan luncur 3.000 km per jam hingga bagian ekornya mengeluarkan api sepanjang hampir 10 meter, mirip meteor hendak jatuh ke bumi. Tak sampai tiga menit, atau tepatnya 2 menit 45 detik, Falcon-9 sudah mencapai ketinggian 8.355 km di atas permukaan bumi.
Tepat pada ketinggian 8.361 km di atas permukaan bumi, peluncur utama atau Tingkat Satu memisahkan diri dengan wahana Tingkat Dua dan Tingkat Tiga atau dikenal dengan istilah Main Engine Cut-Off (MECO). Selanjutnya roket Tingkat Satu Falcon-9 kembali ke bumi dan sejak waktu peluncuran hingga mendarat kembali ke wahana pendaratan, hanya perlu waktu kurang dari sembilan menit.
Sebaliknya, roket Tingkat Dua yang mendorong wahana Tingkat Tiga yang berbentuk seperti penutup (fairing) terus meluncur. Tepat 17 menit delapan detik sejak diluncurkan, mesin roket pendorong Tingkat Dua melepaskan diri dan membiarkan roket Tingkat Tiga melaju menuntaskan tugasnya ke titik Geostationary Transfer Orbit (GTO) yang dituju.
Hari itu, Falcon-9 dari varian Block 5 mendapat tugas istimewa yaitu meluncurkan satelit milik Pemerintah Indonesia yang diberi nama Satelit Republik Indonesia atau SATRIA-1 ke orbit pada ketinggian 304 km dari permukaan bumi menuju titik 146 Bujur Timur atau tepat berada di atas wilayah Papua.
Butuh waktu 25 menit 19 detik dari sejak peluncuran bagi roket Tingkat Tiga untuk menempatkan wahana berselimut tudung putih di antariksa. Ada logo Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), dan PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) pada tudung putih.