Solok, Klikpositif – Sari Manggis. Nama objek wisata satu ini sangat tidak asing bagi masyarakat Sumatra Barat, bahkan hingga ke negeri jiran. Destinasi wisata yang hits di era 90-an tersebut pernah menjadi ikon pariwisata unggulan Ranah Ayam Kukuak Balenggek.
Menghampar di areal lebih kurang 4 hektare, Sari Manggis yang digagas mendiang Mantan Wali Kota Solok, Drs. Alimin Sinapa menawarkan konsep wisata rakyat yang terjangkau bagi semua kalangan.
Sari Manggis yang dibangun tahun 1983 itu dilengkapi kolam berenang di poros utama. Kemudian dikelilingi taman bunga, taman satwa, hingga rumah makan dengan sajian kuliner khas lokal Solok.
Sejak dibuka penuh sebagai destinasi wisata di tahun 1995, angka kunjungan wisata di Sari Manggis begitu fantastis masa itu. Dalam sehari pengunjung bisa mencapai ribuan orang.
Popularitas Sari Manggis pada zaman itu tak hanya di Sumatra Barat saja, bahkan sampai ke negara tetangga. Tidak sedikit wisatawan manca negara yang pernah menikmati eloknya landscape alam Kabupaten Solok ini.
“Saat itu, kita kerjasama dengan biro travel wisata Nature. Jadi setiap ada paket wisata ke Sumbar, wisatawan asal Malaysia dan negara lain pasti mampir ke Sari Manggis,” kenang Armen, Owner Sari Manggis, Ahad (12/1/2025).
Popularitas Sari Manggis turut dirasakan dampaknya oleh masyarakat sekitar. Tidak kurang 100 orang masyarakat lokal ikut bekerja di Sari Manggis. Mulai dari rumah makan, penginapan hingga petugas taman dan kolam renang.
Keberadaan Sari Manggis tidak saja memberikan manfaat bagi pemilik, namun juga menggerakkan ekonomi daerah. Toko-toko di sekitar kawasan Sari Manggis menjadj lebih hidup, ekonomi masyarakat menggeliat.
“Sesuai dengan cita-cita awal pendirian Sari Manggis saat itu, menjadi taman hiburan rakyat. Wisata yang murah dan terjangkau, serta berdampak ekonomi bagi masyarakat luas,” papar Armen.
Asal Muasal Nama Sari Manggis
Replika buah manggis berukuran besar menjadi ikon dari objek wisata Sari Manggis. Buah raksasa itu berada tepat di pelataran parkir utama. Ciri khas ini sangat mudah dikenali oleh pengunjung dari luar daerah.
Menurut Armen, nama Sari Manggis sendiri diadopsi dari nama daerah kecil tempat berdirinya objek wisata. Jalan yang persisi berada di depan Sari Manggis dulu disebut Pandakian Manggih (Pendakian Manggis).
“Jadi Sari Manggis itu berasal dari nama dusun kecil di kawasan ini, Dusun Manggis. Kemudian oleh orang tua kami diambil nama Sari Manggis, dan bisa dikenal luas,” kata Armen.
Memang tak asal memilih nama, Sari Manggis sampai saat ini tetap melekat di ingatan masyarakat. Di masa itu, Sari Manggis seakan menjadi magnet wisata yang menarik orang untuk datang ke Kabupaten Solok.
Di masa emasnya, Sari Manggis bagai “mandi” akan penghargaan. Bahkan di masa sebelum Pak Harto lengser, Sari Manggis pernah didaulat sebagai destinasi taman nomor 2 terbaik tingkat nasional, setelah Bali.
“Waktu itu, penghargaannya diserahkan langsung ibu negara Mendiang Ibu Tin Suharto. Dokumentasinya masih ada sampai sekarang. Dan masih banyak penghargaan lainnya dari berbagai pihak,” beber Armen.
Sari Manggis di Masa Pandemi
Pandemi Covid-19 menjadi pukulan hebat terhadap perekonomian. Dampaknya dirasakan sangat meluas di berbagai sendi kehidupan, utamanya sektor ekonomi. Usaha-usaha masyarakat pun ikut lumpuh.
Pembatasan aktivitas di luar ruangan yang diberlakukan negara dalam menahan laju pandemi memicu melambatnya pergerakan ekonomi. Pariwisata yang mengandalkan kunjungan pun mati suri.
Gelombang panjang Pandemi Covid-19 ikut “mengubur” kilau Sari Manggis. Wisata Legend Kabupaten Solok itu berhenti penuh beroperasi. Tidak ada aktivitas, tidak ada kunjungan dan tidak ada pemasukan.
“Pandemi Covid-19 memang menjadi cobaan berat bagi pariwisata waktu itu. Semua aktivitas yang menimbulkan keramaian dilarang,” kenang Armen.
Libur lebaran yang biasanya menjadi puncak ramainya objek wisata, begitu sepi. Sari Manggis pun menjadi redup, meninggalkan masa kejayaan yang panjang.
“Memang di masa pandemi itu kita coba untuk tetap bertahan. Kami coba minta ijin untuk buka, tapi memang dilarang. Dan akhirnya semuanya lumpuh hingga sekarang,” papar Armen.
Selama lebih kurang 4 tahun vakum, Sari Manggis tak lagi terawat. Taman-taman ditumbuhi semak belukar. Perlu biaya besar untuk merawat semua fasilitas pariwisata.
Come Back, Sari Manggis Usung Konsep Baru
Tahun 2025 tampaknya menjadi titik balik menjemput kejayaan Sari Manggis yang terkubur waktu. Berbagai fasilitas wisata Sari Manggis kembali ditata.
Upaya ini pun mendapat dukungan dari berbagai pihak. Mulai dari Bupati Solok Terpilih, Jon Firman Pandu, hingga Wakil Gubernur Terpilih, Uda Vasco.
Dukungan itu tampak dari kunjungan langsung keduanya kala meninjau lokasi Sari Manggis pada minggu Kedua Januari 2025. Ikut mendampingi anggota DPRD, Iskan Novis.
“Sari Manggis ini Legend, dan kita akan hidupkan kembali. Sari Manggis ada di tengah dan ini potensi untuk pengembangan integrasi wisata daerah ke depan,” kata Jon Pandu.
Dalam kunjungan itu, memang terlihat seluruh fasilitas sudah mulai dibenahi. Kolam renang, taman satwa hingga tempat rekreasi. Secara perlahan dibersihkan jelang dibuka nantinya.
Nama besar Sari Manggis merupakan aset masa depan pariwisata yang perlu dibangkitkan lagi. Utamanya dalam menggerakkan ekonomi pariwisata di sentral Kabupaten Solok.
“Terimakasih atas dukungan semua pihak yang memberikan dukungan bagi kami untuk membangkitkan kembali Sari Manggis,” tutur Armen.
Menyongsong wajah baru Sari Manggis, Armen menyebut akan mengusung sejumlah konsep baru ke depan, namun tidak meninggalkan dasar awal sebagai wisata rakyat yang bisa dinikmati semua kalangan.
Menurutnya, Sari Manggis akan menyesuaikan diri dengan gaya wisata kekinian yang digandrungi masyarakat. Akan ada penambahan berbagai wahana wisata baru.
“Pokoknya akan ada wajah baru dan sentuhan baru di Sari Manggis ke depan. Semoga dengan hidupnya kembali Seri Manggis akan membawa dampak besar bagi ekonomi masyarakat,” tuturnya.