Rusia Tolak Permintaan Ukraina, AS: Serangan Bisa Terjadi Kapan Saja

Tentara Rusia ditempatkan di perbatasan Ukraina

Tentara di perbatasan Rusia-Ukraina

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

KLIKPOSITIF – Rusia menolak ajakan pertemuan darurat dengan Ukraina dan sejumlah negara Eropa. Pertemuan darurat itu bertujuan untuk membahas tentara yang bersiap di perbatasan Ukraina.

Agen berita Rusia, RIA melaporkan diplomat Konstanric Gavrilov mengatakan mereka tidak akan hadir dalam pertemuan itu. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menulis pada akun Facebooknya. Rusia menolak permintaan Ukraina untuk menjelaskan soal tentara di perbatasan.

Rusia telah menempatkan lebih dari 130 ribu tentara dan perlengkapan tempur dekat perbatasan. Padahal Vienna Document 1990 mewajibkan 57 anggota yang bernama OSCE memberitahu kegiatan militer mereka satu sama lain. OSCE atau (Organization for Security and Co-operation in Europe).

Pada Minggu lalu, Amerika menyebut Kremlin bisa menyerang Ukraina kapan saja. Dan kemungkinan akan melakukan serangan mendadak.

Amerika Serikat juga menginformasikan soal jumlah tentara Putin di perbatasan Ukraina. Dari awalnya hanya 100.00 tentara menjadi 130.000 tentara. Namun, Rusia telah berulang kali membantah akan meyerang Ukrainan. Mereka menyebut tuduhan itu hanya sebuah histeria barat.

Sebelumnya Rusia menyatakan masih ada peluang damai untuk mengatasi konflik yang tengah memuncak dengan Ukraina. Duta Besar Rusai untuk Uni Eropa Vladimir Chizhov mengatakan negaranya percaya diplomasi masih bisa menjadi solusi damai.

Chizhov menyampaikan perihal ini setelah upaya diplomasi pada awal pekan ini. Sedangkan Rusia terus membantah jika mereka tengah bersiap menginvansi Ukraina.

Namun, sekitar 100 ribu lebih tentara Rusia telah bersiap di dekat perbatasan Ukraina. Negara barat, termasuk Amerika Serikat menyebut Kremlin bisa menyerang kapan saja.

Pada 2014 Rusia mengklaim Semenanjung Krimea. Dan sejak saat itu konflik terus berlanjut di Ukraina Timur. Pasukan separatis yang mendapat dukungan pemerintah Putin menguasai sebagian besar daerah itu. Konflik ini telah memakan korban hingga 14 ribu orang.

Melansir BBC pada Kamis, Rusia memulai latihan militer bersama selama 10 hari di Belarus. Negara sekutu Kremlin ini merupakan tetangga Ukraina di bagian utara. Sekitar 30 ribu tentara akan ikut dalam latihan itu.

 

 

Exit mobile version