Rinto Wardana Melaju Kencang ke Pilkada Mentawai, 12 Kursi Dikantongi

Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Mentawai, Rinto Wardana Samaloisa dan Jakop Saguruk

Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Mentawai, Rinto Wardana Samaloisa dan Jakop Saguruk

KLIKPOSITIF – Eks juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Rinto Wardana Samaloisa mendapat dukungan dari banyak partai politik untuk maju ke Pilkada Mentawai 2024.

Sosok pria yang menjadi doktor Hukum pertama asal Mentawai itu bahkan mendapatkan dukungan terbanyak dari partai politik.

Menurut informasi yang diterima Katasumbar, Rinto didukung oleh Partai NasDEm, Demokrat, Perindo, Golkar dan PSI.

Secara keseluruhan, keempat gabungan partai politik tersebut berjumlah 12 kursi, yang artinya mencapai ambang batas syarat usungan.

Keempat partai politik tersebut pun sudah menerbitkan rekomendasi B1 KWK nya untuk Rinto, yang artinya keputusan dukungan ini sudah bulat.

“Terima kasih atas kepercayaan dari partai politik kepada saya, dan pasangan saya Jakop Saguruk untuk maju di Pilkada Mentawai.”

“Ini merupakan amanah yang harus kami jaga, untuk berjuang dan menang di Mentawai,” katanya pada Klikpositif.

Dengan adanya surat rekomendasi B1 KWK tersebut, Rinto berencana akan mendaftar langsung ke KPU Mentawai pada Rabu (28/8) besok.

“Kita langsung mendaftar besok, ditemani teman-teman relawan yang selama ini bekerja keras di lapangan,” sebut dia.

Diketahui, Rinto merupakan Bakal Calon Bupati Mentawai yang mengusung tema unik dalam mengisi pertarungan di Pilkada 2024 ini.

Adapun tema yang dia usung tersebut adalah Orang Bodoh Jadi Bupati. Sebuah tema besar yang memang berkonotasi negatif.

Tapi, Rinto mengatakan, tema besar tersebut adalah kalimat kiasan, yang menggambarkan konsep pengelolaan pemerintahan Kepulauan Mentawai ke depan.

“Kenapa saya mengusung tema ini, sebab hanya orang bodoh yang lebih mudah diberikan masukan, nasihat dan kritik yang membangun daripada orang pintar.”

“Sedangkan orang pintar sulit diberi masukan, kritik dan saran,” katanya pada Katasumbar.

Ia menjelaskan, tema besar ini sama halnya dengan perumpamaan hanya orang sakit yang membutuhkan dokter supaya sehat, dan sembuh dari penyakitnya.

“Kritikan dan masukan itu lebih mudah menyampaikannya kepada orang bodoh daripada kepada orang pintar,” jelas Rinto.

Kendati unik, Rinto menegaskan kata ‘Bodoh’ pada temanya tersebut, bukanlah bentuk penghinaan pada kualitas intelektual. Melainkan hanya sebuah perumpamaan.

“Semoga dengan sikap ini, kita bisa lebih terbuka dan mau merendahkan hati untuk menerima segala kritik dan saran yang membangun untuk Mentawai,” tegas Rinto.(*)

Exit mobile version