KLIKPOSITIF – Warga pengungsi terdampak gempabumi magnitudo (M) 6.4 yang terjadi di wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada Senin (29/8) mencapai 2.326 jiwa.
Para pengungsi itu tersebar di tujuh dusun yang berada di Desa Simalegi dan Desa Simatalu, Kecamatan Siberut Barat, Pulau Siberut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mentawai Novriadi mengatakan jumlah pengungsi sangat banyak karena adanya kekhawatiran masyarakat.
Novriadi mengatakan, pengungsian itu didominasi oleh anak-anak, wanita dan lansia.
“Warga masih ada yang di pengungsian, terutama anak-anak, wanita dan lansia. Mereka sudah bermalam di tenda,” ujar Novriadi.
Lebih lanjut, Novriadi juga menjelaskan, mereka hanya tinggal pada tenda pengungsian apabila malam hari saja.
Saat pagi sampai sore, mereka kembali ke rumah masing-masing untuk beraktivitas seperti biasa.
“Jaraknya (tenda pengungsian) tidak jauh. Hanya kurang lebih 300 meter dari rumah,” kata Novriadi.
Kebutuhan Logistik
Terkait kebutuhan logistik dan peralatan, Novriadi menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Camat Siberut Barat dan kepala desa terkait guna pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi.
Lebih lanjut, Novriadi mengatakan bahwa ketersediaan logistik hanya mampu mencukupi hingga dua hari saja.
Adapun guna memenuhi kebutuhan logistik dan permakanan pada pengungsian itu, Novriadi meminta pihak terkait agar memaksimalkan potensi yang ada.
Seperti memanfaatkan stok pertokoan yang tersedia, sembari menunggu bantuan dari Kabupaten Kepulauan Mentawai dikirimkan.
Imbauan BNPB Terkait Gempa Mentawai
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suhayanto, mengeluarkan imbauan kesiapsiagaan bagi pemangku kebijakan dan masyarakat Sumatera Barat.
Khususnya yang terdampak gempabumi dan yang berpotensi terpapar tsunami.
Adapun imbauan yang pertama, Kepala BNPB meminta agar masyarakat yang mengungsi di perbukitan agar dapat kembali ke rumah masing-masing.
Itu bagi mereka yang rumahnya tidak mengalami kerusakan struktural atau rusak berat akibat gempabumi.
Suharyanto memastikan bahwa rentetan gempabumi yang terjadi tidak memicu tsunami, sebagaimana merujuk pada laporan BMKG.
“Rangkaian gempa pada hari Senin (29/8) tidak memicu tsunami, untuk itu masyarakat yang saat ini mengungsi di daerah perbukitan bisa kembali ke rumah,” jelas Suharyanto, Selasa (30/8).
“Masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan struktur atau rusak berat dapat melaporkan data kerusakan bangunan tersebut kepada BPBD setempat untuk pendataan,” jelas Suharyanto.
Lebih lanjut, Suharyanto juga mengimbau kepada masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi gempabumi susulan.
*
👉Silahkan bergabung di Grup FB SUMBAR KINI untuk mendapatkan informasi terupdate tentang Sumatera Barat.