SAWAHLUNTO, KLIKPOSITIF – Walikota Sawahlunto, Deri Asta menyandang gelar Rangkayo Mudo Dirajo. Gelar Sangsoko adat yang dilewakan oleh Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatra Barat. Malewakan gala Kehormatan Sangsoko adat itu didahului dengan Pati Ambalau dan pengukuhan H. Ir Dahler Dt Panghulu Sati sebagai Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kota Sawahlunto beserta pengurus Periode (2019 – 2024), Senin 11 November 2019 di Gedung BDTBT Sawahlunto.
Ketua LKAAM Sumatra Barat, M. Sayuti Datuak Rajo Panghulu mengatakan, pemberian Gala Sangsako kepada Walikota Deri Asta sudah memenuhi persyaratan adat dan telah mendapat persetujuan dari Kaum Sumagek Talawi pada, 25 Oktober 2019. Adapun makna gelar tersebut Rangkayo artinya, orang yang kaya bukti pekerti dan harta benda. Mudo artinya, orang muda ringan tangan suka membantu dan Dirajo artinya, Pemimpin tertinggi yang bijaksana di Sawahlunto.
BACA JUGA: Maju di Pilkada Bukittinggi, ‘Sahabat UAS’ Mendaftar ke Partai Gerindra
BACA JUGA: Ini Alasan Erman Safar Maju di Pilkada Bukittinggi
BACA JUGA: Pengamat: Jualan UAS Tak Laku pada Pilkada Sumbar 2020
“Usulan pemberian Gala Sangsako dibahas dan disetujui dalam rapat pleno Pengurus LKAAM Provinsi Sumatera Barat beberapa waktu yang lalu. Gala Sangsako merupakan gelar kehormatan bukan gelar Sako, yang diberikan kepada tokoh-tokoh yang berjasa untuk Minangkabau, Islam, bangsa dan negara. Gelar ini juga akan diberikan kepada siapa saja yang punya manfaat bagi kemashlahatan umat dan warga di ranah minang,” tutur Ketua LKAAM Sumbar, M. Sayuti Datuak Rajo Panghulu.
Gala Sangsako sebutnya, berbeda dengan Gala Sako. Gelar ini tidak mengenal garis turunan. Jadi yang berhak memakai gelar ini adalah si penerima saja.
“Dengan bergelar ini, maka ada tugas bersama yang harus diwujudkan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, jika PNS disebut abdi negara, niniak mamak adalah abdi Pancasila. Bersama Niniak mamak, sebagai penolong agama Allah dan ampu menjalankan pembagunan bersinergi dengan tokoh adat dan juga agama,” tuturnya.
“Gelar yang disematkan ini adalah beban yang berat, untuk itu kami meminta dukungan segenap niniak mamak, bundo kanduang dan seluruh elemen lainnya, agar dapat mendukung dan memberikan masukan terkait tugas dan amanah yang harus dijalankan,” katanya.
Dia manambahkan, setiap program yang akan dilakukan akan disinergikan dengan kegiatan adat dan agama untuk pembangunan kota yang lebih baik.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Sumatra Barat yang diwakili Kepala Biro Organisasi, Irwan Datuak Rajo Nando menambahkan, atas nama pemerintah Provinsi Sumbar, sangat mendukung dilewakannya Sangsoko adat untuk Walikota Sawahlunto, harapannya akan lebih memainkan peranya dalam menjaga keutihan budaya, adat dan agama dikota ini.
“Sawahlunto sebagai daerah yang berbudaya, terbukti dengan ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. Butuh kerjasama dan dukungan semua pihak untuk dapat menjadikan warisan ini untuk terus lestari,” katanya.(Adv)
[Haikal]