BUKITTINGGI, KLIKPOSITIF – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bukittinggi gelar Rapat Koordinasi untuk upayakan deflasi.
Rapat dilaksanakan di Aula Balaikota, Rabu 16 November 2022.
Diketahui, penyumbang inflasi tertinggi, ada pada harga beras dan juga tarif angkutan umum, yang terjadi karena dampak kenaikan BBM
“Untuk itu, harus lakukan intervensi pada harga pasar, melalui operasi pasar. Kerjasama berbagai elemen, akan dapat menekan laju inflasi,” kata Wako Erman Safar.
Sementara, BI, BPS, BPKP siap mendukung Pemko dan TPID Bukittinggi agar inflasi dapat dikendalikan.
Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, menjelaskan, berbagai dampak inflasi menghadang di depan mata, seperti meningkatnya jumlah pengangguran dan meningkatnya angka kemiskinan.
Penduduk miskin sangat rentan terhadap kenaikan harga, khususnya harga kelompok makanan.
Perkembangan inflasi Sumatera Barat pada Okktober 2022 adalah sebesar 0,22% (mtm) atau 7,87% (yoy).
Sedangkan Perkembangan inflasi Kota Bukittingg pada Oktober 2022 mengalami deflasi sebesar – 0,25% (mtm) atau 7,49% (yoy).
Dari 90 kota IHK, 88 kota yang mengalami inflasi dan kota mengalami deflasi. Salah satu terobosan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Bukittinggi, dengan
pemberian subsidi kepada pelaku UMKM melalui Tabungan Utsman.
Tabungan Utsman merupakan program prioritas Pemerintah Kota Bukittinggi untuk membantu permodalan masyarakat dalam berusaha guna meningkatkan ekonomi mereka.