BUKITTINGGI, KLIKPOSITIF – Pengamat politik dari UM Sumbar, Riko Riyanda mengatakan Prabowo bisa kalah di Sumbar pada Pilpres 2024 mendatang.
Riko menyatakan hal ini usai Ketum Gerindra tersebut mengumumkan Gibran Rakabuming yang merupakan anak Jokowi sebagai Cawapresnya.
“Dengan menunjuk Gibran sebagai wakil, maka ini akan memuluskan langkah Anies dan Cak Imin menjadi pemenang di Sumbar,” ungkap Riko, Senin 23 Oktober 2023.
Gibran, kata Riko, masih dianggap sebagai repsentasi dari PDIP. Sementara PDIP, selalu kalah saat Pilpres di Sumbar.
Ditambah lagi, kata dia, putusan MK yang memuluskan langkah Gibran menjadi cawapres, dianggap masyarakat Sumbar telah mencederai demokrasi.
“Publik melihatnya hanya permainan politik dinasti semata. Situasi ini betul-betul dimanfaatkan Prabowo, hanya saja politik dinasti yang ditonjolkan itu terlanjur buruk penilaiannya di masyarakat Sumbar,” sebutnya.
“Sebenarnya bukan hanya masyarakat Sumbar yang menilai buruk, banyak masyarakat Indonesia menilai politik dinasti memperburuk kualitas demokrasi kita,” sambungnya.
Selain faktor Gibran sebagai wakil, Riko menilai masyarakat Sumbar masih “terluka” karena Prabowo bergabung dengan Pemerintahan Jokowi usai Pilpres 2019.
“Merasa dikhianati itu tidak bisa hilang bagi sebagi pemilih di Sumbar,” jelas dia.
Dia meyakini Prabowo akan menemukan lawan yang kuat di Sumbar, yaitu pasangan Anis-Cak Imin dan predikat Prabowo sebagai jawara Pilpres dua kali beruntun di Sumbar bisa runtuh.
Anies Berpeluang Besar
Riko Riyanda mengatakan, saat ini Prabowo bukan lagi dilihat sebagai tokoh, takah dan takeh di Sumbar, pilihan itu akan diambil Anies yang selama ini cukup solid menjaga koalisi dengan pro perubahan.
“Jangan lupa Prabowo itu mendukung kelanjutan program Jokowi, dengan kata lain Prabowo adalah bagian dari pemerintah dan Sumbar belum move on dengan Prabowo yang gabung dengan pemerintah. Merasa dikhianati itu tak bisa hilang bagi sebagian pemilih di Sumbar,” kata dia.
Prabowo, kata Riko, adalah orang cerdas dalam berpolitik, tapi kali ini dia dianggap blunder, sebab meski Prabowo ini punya koalisi besar, tetapi publik memilih capres dan cawapres berdasarkan kepada ketokohan bukan karena partainya.
“Menunjuk Gibran sebagai cawapres sama saja membuka jalan kemenangan bagi pasangan Anies-Cak Imin di Sumbar pada Pilpres 2024 nanti,” kata dia.
Alasan Prabowo Pilih Gibran
Riko Riyanda mengatakan sebenarnya tidak mengherankan ditunjuknya Gibran jadi cawapresnya Prabowo, karena dari awal sudah diprediksi.
Prabowo, kata dia, meminta langsung Gibran untuk mendampinginya. Beda dengan Erik Thohir, Airlangga Hartarto, ataupun Khofifah yang digadang-gadang namun tidak terwujud.
Ada beberapa alasan kenapa Prabowo tetap menunjuk Gibran, yang pertama tentu memaksimalkan suara sekaligus memecah suara di Jawa Tengah yang menjadi basis PDIP selama ini.
Kemudian, tidak dapat dipungkiri dengan menunjuk Gibran jadi cawapres, diharapkan pendukung Jokowi atau Projo mengalihkan dukungan kepada Prabowo- Gibran.
“Ketiga menurut saya, Gibran dianggap representasi suara anak muda milenial. Gibran walaupun minim pengalaman dan rekam jejaknya belum menonjol secara prestasi, pilihan ke Gibran dianggap paling mempresentasikan anak muda yang bisa juga sukses dengan pemilu, mengikuti jejak Jokowi yang notabene adalah presiden RI,” kata dia.
Terakhir, sebut Riko, penunjukan Gibran itu demi tidak terpecahnya Koalisi Indonesia Maju.
“Walaupun kedaulatan penunjukan cawapres ada ditangan Prabowo, tetapi Prabowo tidak mau mengambil langkah gegabah dengan menunjuk cawapres berasal dari partai koalisi dan cenderung tidak bisa mengangkat elektoral dari segi elektabilitas dan aksesibilitas,” ujarnya.
(*)