Pertamina Lakukan Investigasi Setelah Andre Rosiade Terima Informasi soal Kenaikan Harga Elpiji 3 Kg di Sumbar

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra, Andre Rosiade menyebut harga LPG atau gas elpiji 3 Kg di tingkat pengecer dan warung di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, mencapai Rp 30 ribu hingga Rp 45 ribu per tabung, sesuai laporan masyarakat kepadanya.

Andre Rosiade

Andre Rosiade (ist)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

JAKARTA, KLIKPOSITIF –Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra, Andre Rosiade menyebut harga LPG atau gas elpiji 3 Kg di tingkat pengecer dan warung di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, mencapai Rp 30 ribu hingga Rp 45 ribu per tabung, sesuai laporan masyarakat kepadanya.

Merespon hal itu, pihak Pertamina langsung mengirimkan tim ke lapangan untuk melakukan investigasi. “Sesuai dengan permintaan Pak Andre, kita turunkan tim dan lakukan investigasi ke lapangan,” kata Sales Area Manager (SAM) Pertamina Padang, I Made Wira Pramata dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (23/5/2021).

Menurut Made, dari hasil penelusuran didapati ketersediaan pasokan untuk Kabupaten Pasaman Barat tercukupi. Harga jual di Pangkalan juga disebut tidak melanggar dan tetap mengacu pada Pergub Nomor 95 Tahun 2014 dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 18.600/tabung.

“Kita tidak menemukan adanya Pangkalan yang menjual di atas HET, karena semuanya tetap mengacu pada Pergub Nomor 95 tahun 2014,” kata Made.

Meski demikian, jelas Made, dari sampling harga di tingkat pengecar dan di warung-warung (non pangkalan) harga berkisar antara Rp 22.000 sampai Rp 25.000/tabung.

“Kami sudah bertegas-tegas menghimbau Pangkalan menjual sesuai HET yang berlaku. Jika ada yang melakukan pelanggaran, akan kita tindak,” katanya.

Untuk menjangkau masyarakat sampai ke pelosok Nagari, penyaluran elpiji di Kabupaten Pasaman saat ini dilayani oleh 3 agen resmi dan melalui 120 pangkalan resmi yang tersebar pada 12 kecamatan serta 37 nagari.

Selain melalui pangkalan, saat ini penyalurannya juga melalui Pertashop, dimana daerah tidak terjangkau SPBU sudah bisa membeli BBM dan elpiji sesuai sandar harga dengan mengacu pada aturan berlaku.

“Kita terus melakukan pemantauan secara rutin, guna menciptakan stabilasas harga. Pihak Pertamina juga terus berkoordinasi dengan agen wilayah Kabupaten Pasaman untuk memprioritaskan penyaluran elpiji 3kg ke wilayah sentra pemukiman hingga pelosok Nagari.

“Kami juga Berkoordinasi dengan Disperindag Pasaman untuk monitoring pendistribusian elpiji 3 Kg supaya lebih tepat sasaran di wilayah ini, termasuk pada tingkat pengecer,” katanya lagi.

Sebelumnya, Andre Rosiade, anggota Komisi VI DPR-RI asal Sumatera Barat dari Fraksi Partai Gerindra mendapat informasi soal adanya elpiji 3 Kg yang dijual jauh diatas HET.

Andre menyebut harga tersebut jauh melampaui angka yang telah ditetapkan pemerintah. Dalam Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 95 Tahun 2014 tentang Harga Eceran Tertinggi elpiji Tabung 3 Kg disebutkan bahwa harga ecer terendah adalah Rp 18.600 per tabung.

“Saya ingin memberikan masukan bahwa ada laporan dari Kabupaten Pasaman Barat bahwa masyarakat mengeluh saat ini elpiji 3 Kg di eceran dan warung-warung itu harganya mencapai Rp 30 ribu bahkan sampai Rp 45 ribu per tabung,” kata Andre dalam keterangannya, Kamis (20/5/2021).

Hal itu diungkapkannya saat Rapat Dengar Pendapat Komisi VI dengan Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati di Gedung DPR, Jakarta. Andre mengatakan melambungnya harga elpiji 3 Kg di tingkat pengecer telah menambah beban masyarakat di tengah ekonomi yang sedang melambat akibat pandemi.

Oleh karena itu, Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Barat ini meminta Dirut PT Pertamina menerjunkan anak buahnya untuk melakukan investigasi terkait melambungnya harga elpiji 3 Kg di Sumbar.

“Saya meminta Pertamina menginvestigasi ini karena laporan yang saya dapatkan bahwa pasokan tidak terganggu, pasokan lancar, dan tidak ada kekurangan pasokan di Sumatera Barat. Yang ada itu, kenapa di warung-warung dan di tingkat pengecer harganya jauh lebih mahal bahkan sampai Rp 45 ribu per tabung. Jadi mohon ini diinvestigasi sehingga masyarakat tidak mendapatkan beban berat,” kata Andre. (*)

Exit mobile version