Perkuat Desa Wisata Parit Antang, Kafe Tapian Tabek Diresmikan

Lokasi kafe sangat asri

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

BUKITTINGGI, KLIKPOSITIF – Bagi yang suka mancing, traveling dan pemburu kuliner, kini telah hadir Kafe Tapian Tabek Bukittinggi, Sumbar, yang berlokasi di kawasan Desa Wisata Parit Antang, Kecamatan ABTB.

Lokasi cafe ini masih sangat asri, karena di sekitarnya banyak pepohonan hijau yang rindang, serta suasana persawahan dan perkebunan yang cantik.

Yang tak kalah asyiknya, pengunjung bisa memancing ikan, karena di kawasan kafe ini ada kolam pemancingan yang cukup besar berkapasitas 65 orang.

Nantinya kafe ini juga akan mengakomodir pengunjung yang ingin membakar atau memasak sendiri hasil tangkapannya tersebut.

Menurut Owner Cafe Tapian Tabek, Ikhwanul Khairi Datuak Intan Marajo, kafe ini nantinya akan mengusung konsep wisata adat dan diresmikan hari ini, Senin 29 Mei 2023.

Menurutnya, secara perlahan nantinya akan ada penampilan kesenian dan budaya Minangkabau, seperti pertunjukan talempong di kafe ini.

“Ke depan mungkin juga akan ada pertunjukan randai. Sedang masakannya kami menawarkan masakan tempo dulu seperti maco dan taruang,” ulasnya.

Kafe dua lantai ini juga cukup besar menampung pengunjung yang datang dengan kapasitas sekitar 30 orang untuk lantai atas, serta sekitar 35-40 untuk lantai bawah.

Bagi yang ingin ke sini, lokasinya berada di Jalan Parit Antang Koto Selayan di Kelurahan Parit Antang Kecamatan ABTB Bukittinggi.

Jika dari arah Aur Kuning Bukittinggi melintasi kawasan Tambuo dan tugu Tigo Baleh, belok kiri setelah tiba di depan gerbang Masjid Jamik Tigo Baleh.

Dari simpang tiga depan masjid hingga ke lokasi kafe berjarak sekitar 50-100 meter.

Menu dan Harga

Ada banyak menu makanan dan minuman di kafe ini. Harganyapun bervariasi, mulai dari Rp8 ribu hingga Rp40 ribu.

Untuk nasi goreng biasa harganya Rp17 ribu, sementara nasi goreng seafood harganya Rp23 ribu.

Ada juga kwetiau kuah, kwetiau goreng, bihun goreng, bihun kuah, capcay kuah, yang harga masing-masingnya adalah Rp20 ribu.

Selanjutnya juga ada menu nila asam manis padang, ayam goreng tepung, ayam rica-rica, serta sup tapian tabek, yang masing-masingnya Rp25 ribu.

Ada juga maco sapek tapian tabek dengan harga Rp17 ribu, telur mata sapi dan telur dadar tapian tabek yang masing-masing harganya Rp15 ribu.

Sementara menu minuman ada kopi hitam harga Rp8 ribu, teh talua harga Rp12 ribu, es teler dan jus alpukat yang masing-masingnya seharga Rp15 ribu.

Komentar Pegiat Desa Wisata Sumbar

Koordinator Bidang Tata Kelola Destinasi & Pengembangan SDM Tim Percepatan Pengembangan Desa Wisata Sumatera Barat (TP2 DEWI SUMBAR) Moch Abdi, yang juga dosen di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UM Sumbar) mengapresiasi lahirnya kafe ini.

Ia menyebut, selama ini banyak kafe yang dibangun oleh investor. Namun cafe Tapian Tabek ini justeru dibangun oleh putra daerah asli.

Menurut Dosen Fakultas Pariwisata UM Sumbar ini, dengan hadirnya kafe ini, maka akan membuka lapangan kerja untuk masyarakat sekitar.

“Kawasan ini merupakan bagian dari geografis pariwisata Parit Antang yang hadir di tahun 2023 ini dalam program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI),” ucap Moch Abdi.

Ia melanjutkan, di sekitar Parit Antang juga ada spot penunjang lainnya, seperti kolam pemancingan ikan, termasuk ranah wisata minat khusus

“Untuk atraksinya sudah ada, kesenian, tambua, randai dan sebagainya. Juga ada kuliner lokal, bahkan homestay juga sudah ada di Parit Antang,” katanya.

Menurutnya, yang menjadi PR bagi masyarakat setempat, apakah mampu menghadirkan galery souvenir produk ekonomi kreatif.

“Sebelum pulang, biasanya pengunjung ingin bawa sesuatu. Nah, butuh space pajangan produk lokal di sini,” kata Moch Abdi.

Selain itu, Moch Abdi menyebut, butuh komitmen dari owner, serta sinergi dengan travel agent dan seluruh pelaku pariwisata.

“Kafe ini bisa jadi alternatif. Sebelum makan, pengunjung bisa mancing dulu. Kalau perlu wisatawan langsung memasaknya,” ujar Abdi.

Terakhir Abdi berharap adanya support atau dukungan dari pemerintah, apakah dalam bentuk bantuan pembangunan MCK, pelebaran jalan, atau yang lainnya.

“Masyarakat sudah bergerak dari bawah. Sayang kalau pemerintah kalau tidak support,” tutup Abdi.

(*)

Exit mobile version