PADANG, KLIKPOSITIF — Sejumlah komunitas pecinta laut dan penyelam (divers) di Padang, Sumatera Barat (Sumbar) menjarah sampah plastik hingga kedalaman 15 meter.
Sampah plastik bekas rumah tangga dan industri yang menempel di terumbu karang dan mengendap di dasar laut pun diangkut ke darat, saat melakukan aktivitas Scuba Diving di bagian Timur Pulau Marak, desa Sungai Pinang, Kecamatan XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar, Minggu (17/8).
Sebelum memungut sampah plastik yang banyak mengendap serta menempel di terumbu karang, para divers aktif tersebut melakukan pengamatan tutupan terumbu karang aktif dan mati di bagian Timur Pulau Marak.
Usai menyelam, total sampah yang dibawa keluar dari dalam laut lebih kurang 74 Kilogram ke darat. Berat itu nyaris sama dengan HUT ke-74 Republik Indonesia.
Salah seorang penyelam dari komunitas Nature educaTed Scuba Diving (Nat Dive), Putra Tanhar menyebut, beragam jenis sampah plastik ditemukan saat menyelam bersama para divers lainnya di pulau. Tidak hanya itu, sampah juga bertebaran dan mengendap di pantai.
“Kami pun tidak menyangka kalau beratnya saat ditimbang di darat mencapai 74 Kilogram, apalagi sekarang peringatan ulang tahun ke-74 Republik Indonesia,” ujarnya.
Dia mengatakan, kondisi di pantai dan di bawah air lebih dominan sampah plastik bekas pakai sehari-hari, mulai dari kebutuhan dapur rumah tangga dan kamar mandi dan industri. Seperti, kantong kresek berbagai warna, botol plastik minuman mineral berbagai ukuran, botol bekas parfum, plastik pembungkus sabun dan sebagainya.
Ada pula potongan pohon, ranting kayu dan bahkan ada kerucut lalu lintas alias pemisah jalan (traffic cone) dan ember plastik bekas tampungan semen.
“Lebih dominan plastik ya, seperti yang saya jabarkan tadi. Kadang ada plastik baru dan lama, semuanya tertimbun di pasir dan ada juga terselip di antara terumbu karang yang masih sehat,” ungkap Tanhar.
Menurutnya, ketika hal ini terus terjadi terutama tidak ada niat mengurangi penggunaan plastik, sudah dapat dipastikan bakal berdampak bencana dan mengancam segala ekosistem yang ada di dalam laut.
“Ketika kesadaran peduli lingkungan tidak dirawat dan dimulai dari diri sendiri serta lingkungan sosial, sudah barang tentu akan mengancam kehidupan masa depan kita. Sebab, sampah plastik dapat memutus mata rantai ekosistem dan berdampak pada kerusakan alam hingga ke generasi-generasi berikutnya,” ujarnya.
Para komunitas pecinta laut dan penyelam di Padang, Sumbar tergabung atas Nature educaTed Scuba Diving (Nat Dive), UKM Diving Proklamator dan Deep Andespin West Sumatra serta Minangkabau Diver berharap dan mengimbau peran seluruh pihak.
Baik itu dari unsur pemerintah, serta individual sosial untuk sama-sama merawat laut. Selain itu para pelaku industri plastik untuk dapat mengurangi pemakaian plastik dan tentunya mendorong pemerintah lebih serius lagi mengambil kebijakan terkait hal ini dalam menyelamatkan wilayah perairan Indonesia dari polusi sampah, seperti kebijakan dan penekanan disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti.
“Merawat lingkungan dan laut itu sangat sederhana, yakni kita mulai dari diri kita sendiri. Kami juga mendorong pemerintah agar lebih serius dalam hal menekan polusi plastik lewat kebijakannya. Demikian halnya dengan pelaku industri untuk mengurangi beban pembungkus produknya atau menggunakan kantong-kantong pembungkus produk yang higienis,” tuturnya.
Sementara itu, Indrawadi Mantari dari Diving Proklamator UBH menyampaikan, ketika turun ke lapangan atau sedang trip diving, memang acap melakukan agenda pungut sampah. Seperti misalnya, dilakukan para mahasiswa berasal dari Unit Kegiatan Mahasiswa Diving Proklamator (UKM-DP) Universitas Bung Hatta ketika ke lapangan mendata terumbu karang, scuba diving bersama lembaga, serta kegiatan Latihan Perairan Terbuka (LPT).
Namun, kali ini sekaitan dengan imbauan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti kepada masyarakat Indonesia untuk menghadap laut.
“Bu menteri mengajak semua pihak untuk menghadap laut, masyarakat dimintakan berkomitmen menjaga ekosistem laut secara bersama-sama,” ujar Indrawadi.
Sambungnya, dari imbauan itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Pandu Laut Nusantara menggelar bersih pantai dan laut, 18 Agustus 2019 yang diselenggaarakan di 74 titik di Indonesia. Sementara di Sumbar dipusatkan di Padang, tepatnya di Pantai Muaro Lasak. Hanya saja, bagi para pegiat lingkungan dan pecinta alam dapat melakukan di daerah ia berada.
“Kami sudah lebih awal melakukannya sebelum tanggal 18 Agustus, ini dikarenakan pertimbangan waktu dan cuaca. Sebab saat ini wilayah Padang dalam keadaan hujan disertai angin kencang dan juga kilat,” tutupnya. (*)