Solok, Klikpositif – Bupati Solok, H. Epyardi Asda mengutarakan kekecewaannya terhadap kementrian pendidikan Republik Indonesia. Sektor pendidikan di daerah pelosok seakan sangat terabaikan, berbanding terbalik dengan kota-kota besar di Indonesia.
Menurutnya, kondisi pendidikan seperti di Kabupaten Solok sangat memprihatinkan. Terutama soal kurangnya jumlah guru PNS. Kebanyakan sekolah SD hingga SMP di pinggiran ditopang oleh guru honorer dengan gaji yang tak seberapa.
“Saya sedih sekali, seolah-olah tidak ada kepedulian dari pemerintah,” sebut Epyardi saat berbuka bersama dengan anggota DPR-RI, Athari Gauri Ardi, kepala sekolah SD dan SMP se Kabupaten Solok, Kamis (28/4/2022) malam di Kotobaru.
Dari sekian curhatan kondisi sekolah yang disampaikan kepada Bupati Solok, mayoritas persoalan yang dihadapi yakni soal kurangnya guru PNS. Bahkan, katanya, ada sekolah negri dengan murid ratusan orang hanya punya dua guru PNS.
Mantan anggota DPR-RI itu menegaskan, sepanjang kebutuhan pembangunan sekolah dan fasilitas penunjang pendidikan bisa diakomodir pemerintah daerah, maka tak perlu campur tangan pemerintah pusat. Namun, persoalan guru adalah kewenangan kementrian.
“Coba bayangkan di daerah-daerah pelosok yang terpencil. Harusnya ada perhatian khusus bagi mereka. Jangan malah terkesan diabaikan. Sudahlah akses sulit, guru pun minim. Harusnya jadi perhatian dari Mendikbud. Jangan hanya kota doang,” tegas Epyardi.
Epyardi menjelaskan, secera persentase jumlah guru yang layak di Kabupaten Solok paling banyak hanya 20 persen. Selebihnya dilakukan secara swadaya oleh sekolah dengan menerima guru honorer. Sementara, honornya tak sebanding dengan yang mereka kerjakan.
“Ini kondisi yang sesungguhnya di Kabupaten Solok. Kalau tak percaya, turun langsung ke daerah. Lihat mereka yang harus bartaruh nyawa demi mencerdaskan anak bangsa. Bagaimana kita meningkatkan mutu pendidikan sementara guru sangat kurang,” tutupnya.
5.420 Guru SD dan SMP di Kabupaten Solok
Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Solok, Zainal Jusmar mengatakan, Kabupaten Solok masih kekurangan guru, terutama SMP. Hanya ada dua guru mata pelajaran yang terbilang cukup, yakni guru bahasa Inggris dan guru IPA.
Total guru SD dan SMP sederajat di Kabupaten Solok hanya 5.420 orang. Jumlah itu terdiri dari 2.320 guru PNS dan 964 orang non-PNS di tingkat SD. Sementara tingkat SMP hanya ada 923 orang guru PNS dan 215 orang non PNS.
Sementara, SMA/MA hanya ada 441 orang guru PNS dan 283 orang non- ASN. Serta, 168 orang guru ASN dan 181 orang non- ASN sekolah kejuruan.
Jumlah sekolah di Kabupaten Solok, SD/MI mencapai 378 sekolah, SMP/MTs 128 sekolah, SMA/MA 43 sekolah, dan SMK 12 sekolah.
Tak hanya persoalan kekurangan guru, sebaran guru PNS masih menjadi problem pendidikan di Kabupaten Solok. Mayoritas guru PNS berada di daerah pusat kabupaten, sementara pelosok sangat minim dan didominasi guru honorer.
“Kami hanya bisa memaksimalkan jumlah guru yang ada. Dan juga saat ini tengah mengupayakan pemerataan sebaran guru, terutama sekolah di pelosok daerah,” beber Zainal Jusmar.