Pemkot Targetkan Kasus Stunting di Pariaman Nol Persen Tahun 2024

kasus stunting di pariaman

PARIAMAN, KLIKPOSITIF– Pemerintahan Kota (Pemkot) Pariaman Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menargetkan kasus stunting di Pariaman pada tahun 2024 nol persen.

Perihal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Pariaman, Gusniyeti Zaunit.

“Benar, kami mempunyai target agar pada tahun 2024 kasus stunting tidak ada lagi di kota Pariaman,” ungkap Gusniyeti Zaunit, di Kantor Camat Pariaman Selatan, Kamis 16 Juni 2022.

Sebagai langkah awal, kata Gusniyeti lagi, pihaknya hari ini melakukan pertemuan di kantor Camat Pariaman Selatan.

Pertemuan itu menghadirkan petugas kesehatan, perangkat desa serta pihak terkait lainnya.

Gusniyeti mengatakan, pertemuan itu untuk mempercepat penurunan angka kasus stunting di Pariaman Selatan khususnya.

“Berdasarkan hasil survei Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, angka stunting di Pariaman sebanyak 20,3 persen,” kata Gusniyeti.

Sementara itu, katanya lagi, target nasional pada tahun 2024 angka stunting 14 persen.

“Namun kita optimis bisa nol persen pada tahun 2024. Maka itu menjadi target kita,” sebutnya.

Pihaknya telah melakukan pertemuan dengan pihak desa dan kelurahan di Pariaman Selatan.

“Untuk di Pariaman, wilayah selatan ini adalah wilayah paling banyak ditemukan kasus stunting,” sebut dia.

Bentuk Tim Atasi Kasus Stunting di Pariaman

Mengatasi kasus stunting itu, Pariaman telah membentuk Tim Pendamping Kelurahan (TPK) dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).

“Melalui tim tersebut, petugas mendata serta mengidentifikasi keluarga, sehingga tahu mana keluarga yang perlu pendampingan,” jelas Gusniyeti.

Dia juga mengatakan, sasaran penurunan stunting adalah perempuan remaja, bayi, balita, ibu hamil dan calon pengantin.

“Jadi cara kerjanya seperti ini, kita akan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Desa mendata setiap rumah warga,” kata Gusniyeti.

Dengan data itu, katanya lagi, akan ketahuan keluarga mana yang menderita stunting.

“Baru bisa kita carikan solusinya,” ulasnya.

Menurut Gusniyeti, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya stunting.

“Di antara faktor itu seperti kurangnya asupan gizi anak, pola asuh yang buruk serta sanitasi yang buruk,” beber Gusniyeti.

Faktor tersebut membuat proses pertumbuhan anak jadi terhambat.

  • *
    👉Silahkan bergabung di Grup FB SUMBAR KINI untuk mendapatkan informasi terupdate tentang Sumatera Barat.

Exit mobile version