Pasar Ternak Muaro Paneh Solok Kembali Dibuka, 7 Ekor Sapi Ditolak, Minat Beli Masyarakat Menurun

Harga Sapi Turun Hingga Rp1,5 juta

Aktivitas pasar ternak Muaro Paneh Solok pasca dibuka kembali.(Klikpositif)

Aktivitas pasar ternak Muaro Paneh Solok pasca dibuka kembali.(Klikpositif)

Solok, Klikpositif – Petugas menerapkan pemeriksaan ketat terhadap ternak yang hendak masuk ke pasar Muaro Paneh Solok pada minggu pertama buka pasca penutupan beberapa waktu lalu. Ternak yang mengidap gejala penyakit menular ditolak masuk pasar.

Data petugas di Pasar Muaro Paneh Solok, setidaknya ada 7 ekor sapi yang terpaksa ditolak masuk pasar. 4 ekor diantaranya memiliki gejala Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sementara 3 ekor lainnya mengidap penyakit infeksi kulit, Lumpy Skin Desease (LSD).

“Dari pemeriksaan petugas, sapi-sapi tersebut mengidap gejala penyakit menular. Ada sapi dari daerah Solok, dan juga dari Pesisir Selatan,” kata Plt. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok, Kenedy Hamzah, Senin (13/6/2022).

Ia menjelaskan, sebelum masuk pasar, ternak harus melewati pemeriksaan. Petugas melakukan pemeriksaan dokumen ternak dan juga kondisi kesehatan. Hal itu untuk mencegah penularan penyakit, terutama PMK dan jenis lainnya.

“Mobilisasi ternak ke Pasar Muaro Paneh Solok pasca penutupan beberapa waktu lalu mulai kembali normal. Pedagang sudah memasukkan ternak sehari jelang hari pasar, hingga Senin Pagi,” terangnya.

Salah seorang pedagang sapi, Analdi menyambut positif dibukanya kembali Pasar Ternak Muaro Paneh. Menurutnya, penutupan beberapa waktu lalu cukup berdampak pada perkembangan para pedagang.

“Kami sangat senang bisa berjualan kembali. Kalau soal pemeriksaan ternak, kami juga mendukung. Tidak ada masalah, itu juga untuk kebaikan bersama,” terangnya.

Minat Beli Masyarakat Menurun

Sejumlah pedagang di Pasar Muaro Paneh, Kabupaten Solok, Sumatra Barat mengeluhkan turunnya minat beli masyarakat terhadap ternak sapi. Bahkan, transaksi jual beli ditaksir turun hingga 50 persen.

Menurut pedagang, menurunnya minat beli masyarakat akibat Wabah Penyakit Mulut dan Kukupenurunan minat beli masyarakat dipicu wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sejak beberapa waktu terakhir.

“Biasanya, jelang Zuhur sudah banyak mobil yang berangkat membawa ternak hasil jual beli di Pasar Muaro Paneh, sekarang sangat jarang, bahkan bisa dihitung jari,” kata pedagang sapi asal Solok, Bustamar.

Rendahnya minat beli dipicu adanya wabah PMK. Masyarakat peternak enggan membeli sapi lantaran takut sapi ternak mereka ikut tertular penyakit.

Rendahnya minat beli masyarakat berimbas pada harga sapi di Pasar Muaro Paneh Solok. Rata-rata harga sapi turun dari kisaran Rp1-1,5 juta per ekornya. Harga sapi yang sebelumnya dijual Rp16 juta, turun menjadi Rp15 juta.

“Walaupun harga sapi sudah turun, pembeli sapi tetap sepi. Omzet pedagang rata-rata turun hingga 50 persen dibanding sebelumnya. Kami berharap, kondisi kembali normal dan ekonomi peternak dan pedagang kembali membaik,” tutupnya.

Exit mobile version