Pameran Besar Seni Rupa Sumbar Segera Digelar, Ini Jadwalnya

Pameran besar seni rupa Sumbar ini merupakan upaya membangkitkan semangat merajut berkesenirupa ikutserta memajukan perkembangan nilai-nilai kebudayaan dan pesan senirupa dalam kekinian

Hendri Fauzan didampingi Kasi Pameran dan Perunjukan Sexri Budiman

Hendri Fauzan didampingi Kasi Pameran dan Perunjukan Sexri Budiman (Istimewa)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

PADANG, KLIKPOSITIF – Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansyarullah dijadwalkan akan membuka sekaligus meresmikan pameran besar seni rupa Sumatera Barat yang digelar di Agam Jua Art Cuture Cafe, Jalan Inspeksi Batang Agam, Kelurahan Padang Tongah, Balai Nan Duo Kecamatan Payakumbuah, kota Payakumbuah, Sumbar, Senin 8 November 2021 mendatang.

Kepastian itu disampaikan Kepala UPTD Taman Budaya Dinas Kebudayaan Sumbar, Hendri Fauzan didampingi Kasi Pameran dan Perunjukan Sexri Budiman, saat di temui di ruang kerjanya di Padang, Rabu (3/11/2021).

Pameran besar seni rupa Sumbar ini merupakan upaya membangkitkan semangat merajut berkesenirupa ikutserta memajukan perkembangan nilai-nilai kebudayaan dan pesan senirupa dalam kekinian.

“Gagasan pameran besar seni rupa Sumbar ini salah satu bagian penting dalam membangkikan kembali karya-karta kesenirupaan Sumbar dalam dinamika kemajuan zaman saat ini,” ungkap Hendri Fauzan.

Menurut Hendri Fauzan, pameran besar seni rupa Sumatera Barat yang baru bertama kali diadakan di kota Payakumbuh oleh Pemprov Sumbar melalui Dinas Kebudayaan UPTD Taman Budaya ini dan berlangsung sejak 8 sd 13 November 2021 itu, merupakan pameran yang diwakili sejumlah perupa “urang awak” yang bermukim dan berkarya di rantau, diantaranya dari Daerah Istimewa Yogyakarta, Bandung, Bengkulu dan Riau serta dari Sumatera Barat sendiri sebagai tuan rumah.

Meski tak semua perupa urang awak di perantauan yang terlibat dan ikut berpameran, tapi setidaknya ada keterwakilan perupa dari sejumlah provinsi di Indonesia yang turut serta dalam pameran besar ini. Perupa yang tak dapat mengikuti pameran ini, diantaranya karena ada sejumlah agenda pameran yang berbenturan jadwalnya dengan kegiatan pameran di Sumatera Barat, disamping hal-hal teknis lainnya yang membuat para perupa tidak ikut serta pada pameran kali ini, ujar Hendri Fauzan.

Sementara Kasi Pameran dan Pertunjukkan UPTD Taman Budaya Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, Sexri Budiman, ditempat yang sama menjelaskan, dari catatan panitia pada pameran kali ini setidaknya melibatkan 39 perupa dari berbagai daerah dan propinsi di tanah air yang lolos seleksi kurator dari tidak kurang 60 an peserta calon peserta yang mendaftar melalui panitia yang berhasil lolos kurasi dengan rincian 31 perupa seni murni (seni lukis dan patung), 6 peserta seni kriya dan 2 dua seniman fotografi.

Dari ke 39 peserta itu terdapat 5 perupa undangan khusus dari Yogyakarta seperti sang maestro kaligrafi Islam Syaiful Adnan, pematung nasional Yusman, Yulhendri, Bazrisal Albara dan Ali Umar (Yogyakarta) dan 2 peserta kehormatan yakni C. Israr (1922-2006) salah seorang tokoh seniman Sumatera Barat asal kota Payakumbuh yang juga alumni ASRI Yogyakarta (1955) dan Amir Syarif (82 th) teman seangkatan seniman Indomesia, Amri Yahya, selebihnya peserta seleksi dari Yogyakarta, Bandung, Bengkulu, Riau dan Sumatera Barat sendiri.

Dari Sumatera Barat peserta pameran kelompok seni murni terdapat diantaranya Ardim, Firman Ismail, Hendra Buana, Hendra Sardi, Harisman Omar dan Zardi Syahrir dengan drawingnya menampilkan sejumlah sosok tokoh asal Sumatera Barat di pentas nasional hingga karya generasi muda milenial seperti Hidayat Di Kincai, Zahra Kusuma Eka Putri dan lainnya.

Untuk kriya seni ada sejumlah nama-nama yang tak asing bagti publik diantaranya Maryeni pekerja seni batik tulis dan cetak serta eko prin, Maryeni dari Baso, Agam, Zulmi Aryani seniman batik1000 rumah gadang , Solok Selatan, Widdy Yanti seniman batik tulis, eko print Padangpanjang, Yunizah seniman batik eksplorasi motif batik basurek Bengkulu dan ragam Hias Minangkabau yang karyanya pernah menjadi pemenang desain batik nasional beberapa tahun silam. Kemudian ada juga seniman/perajin kerambit atau senjata tradisional Minangkabau, Doni Saputra, yang motif tangkai dan sarungnya dihiasi dengan ornamen ragam hias Minangkabau berbahaya kayu, tulang dan lainnya, ujar Sexri Budiman lagi.

Ditambahkan, persiapan kegiatan pameran ini telah dirancang sejak tahun 2020 lalu dan pada april 2021 kemarin kurator Muharyadi dan Janu PU melakukan riset ke sejumlah seniman dan komunitas seni rupa yang ada di Yogyakarta, Bandung dan sejumlah daerah yang bisa dijangkau guna menjelaskan kegiatan pameran seraya mengamati karya-karya teman-teman perupa yang ada, ujar Sexri Budiman mengakhiri. (*)

Exit mobile version