Omicron Belum Berakhir, Inflasi Masih Tetap Terkendali

Pendapatan negara Dana Desa

ilustrasi

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

KLIKPOSITIF – Meski pandemi dan penambahan kasus covid-19 omicron belum berakhir, namun inflasi masih terkendali. Pada Februari 2022 laju inflasi tercatat 2,06% (yoy).

Angka itu mengalami penurunan 2,18 persen jika dibandingkan inflasi Januari lalu. Inflasi tetap stabil karena upaya pemerintah. Turunnya inflasi komponen volatile food menuju 1,81% (Januari 2022: 3,35%) dan relatif rendahnya administered price pada angka 2,34% (Januari 2022: 2,37%).

Sementara itu, terjadi kenaikan inflasi komponen inti menuju 2,03% (Januari 2022: 1,84%) seiring dengan menguatnya permintaan. Faktor lain adalah deflasi yang terjadi.

Deflasi terjadi karena penurunan beberapa harga komoditas pangan seperti minyak goreng, seiring dengan implementasi program minyak goreng satu harga.

“Minyak goreng memberikan andil dalam angka deflasi bulan ini karena pada awal Februari, Pemerintah menerbitkan peraturan tentang penetapan harga eceran tertinggi (HET) di tengah kenaikan harga CPO di pasar global”, ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI, Febrio Kacaribu (1/3) menlansir situs resmi.

Inflasi inti masih melanjutkan tren peningkatan. Penyebabnya membaiknya sisi permintaan serta lanjutan dari efek passthrough ke harga konsumen. Hal ini juga tampak dari peningkatan pada inflasi di tingkat grosir untuk kelompok industri, khususnya untuk kelompok bangunan tempat tinggal dan instalasi listrik, air, dan gas. Selain itu, mobil dan sewa rumah juga mengalami peningkatan harga.

Meski omicron belum berakhir, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan terjadi penurunan kasus. Selama sepekan tren kasus COVID-19 dan hospitalisasi harian pasien COVID-19 di sejumlah daerah mulai menurun. Meski demikian, pemerintah terus memantau konsistensi tren penurunan tersebut dalam beberapa pekan ke depan.

Exit mobile version