AGAM,KLIKPOSITIF – Nagari Panampuang, Kecamatan Ampek Angkek, Agam kini memiliki Data Desa Presisi yang sangat akurat demi kepentingan pembangunan masyarakat.
Diklaim, Panampuang adalah salah satu desa pertama di Sumbar, bahkan di Sumatera yang memiliki data seperti ini.
Data ini merupakan hasil riset dari Pitaloka Foundation dan Fakultas Ekologi dan Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB).
Kerjasama ini juga melibatkan Dirjen OTDA Kemendagri, Kemenkumham RI, BRIN, Pemerintahan Nagari hingga masyarakat.
Wali Nagari Panampuang, Etriwarmon mengatakan, data ini tersedia setelah dilakukan survei selama 1 bulan 12 hari.
“Pendataannya meliputi seluruh rumah dan jumlah jiwa yang didata mencapai 6.160,” ungkapnya dalam acara penyerahan Data Nagari Presisi dari Dekan FEMA IPB ke Nagari Panampuang, Jum’at 18 Agustus 2023.
Hasil data ini, kata wali nagari, sangat akurat karena mengungkap banyak indikator yang nantinya akan bermanfaat untuk pembangunan.
“Contohnya dalam data ini terungkap ternyata masih ada banyak pengangguran. Tentu kita akan fokus terhadap hal ini,” kata dia.
Menurut dia, semua yang terkait statistik warga atau nagari ada dalam data ini, seperti pengelompokkan data sesuai umur atau jumlah warga, hingga batas wilayah.
“Bahkan berapa jumlah warga yang memakai HP bisa kita lihat dari data ini. Tentu ini adalah terobosan karena kita butuh data akurat untuk pembangunan,” ujar dia.
Sementara, Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB, Sofyan Sjaf mengatakan ada sebanyak 228 indikator dalam data ini.
Banyaknya indikator, kata dia, tentu akan sangat akurat, terlebih divalidasi oleh orang dalam.
“228 indikator didata secara utuh, by name by addres, semuanya terverifikasi dengan utuh,” ungkapnya.
IPM Baik
Sofyan mengatakan lewat Data Presisi terungkap sejumlah hal penting seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Dia mengatakan Panampuang memiliki IPM 71,40 yang tergolong Baik bagi desa atau nagari.
“Meski demikian ada beberapa poin yang mesti diperbaiki, seperti sektor pendidikan maupun kesehatan dan kemiskinan,” kata Sofyan.
Pendiri Pitaloka Foundation, Rieke Dyah Pitaloka mengatakan, untuk melakukan pembangunan mesti harus ada data yang akurat.
“Data itu harus real, tak boleh asumsi. Bagaimana kita akan membantu masyarakat jika datanya tidak akurat?,” kata dia.
Menurut Anggota DPR RI itu, jika data yang dibuat perencana tidak akurat, itu sama saja dengan membunuh masyarakat.
Dia memuji kerjasama pihak nagari dan masyarakat sehingga Data Presisi hasil risetnya bersama IPB ini bisa tersedia dan dapat diketahui secara detail.
Turut hadir dalam acara itu Dirjen Otda Kemendagri, Kemenkumham RI, Deputi BRIN, Forkopimda Agam, maupun unsur terkait lainnya.
Dalam kegiatan itu, pemerintah nagari juga memasukkan hasil riset itu sebagai acuan Peraturan Nagari (Pernag).
(*)