PASBAR, KLIKPOSITIF – Panitia Musyawarah Olahraga Kabupaten Luar Biasa (Musorkablub) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pasaman Barat telah menyiapkan secara matang kegiatan tersebut.
Ketua Panitia Musorkablub KONI Pasaman Barat, Decky H Saputra mengatakan panitia telah menyiapkan segala sesuatunya untuk pelaksanaan Musorkablub KONI Pasaman Barat pada Rabu (5/4/2021) di Balairung Tuah Basamo Rumah Dinas Bupati.
“Seluruh nya telah siap, mulai dari penyebaran undangan untuk seluruh Pengcab sampai KONI Sumatera Barat,” katanya, Selasa (4/5) sore di Simpang Empat.
Lebih jauh dijelaskan Decky, Musorkablub tersebut dibuat berawal dari Mosi tidak percaya nya sebanyak 24 Pengcab kepada pengurus KONI Pasaman Barat periode 2018 – 2022.
Mosi tidak percaya itu yakni tidak transparannya pengelolaan keuangan, tidak proporsionalnya anggaran yang dibuat pengurus dan tebang pilih dalam pembinaan yang dilakukan.
Kemudian diduga memanfaatkan institusi KONI dalam kegiatan politik serta penolakan laporan pertanggungjawaban KONI tahun 2020 dari pengcab yang hingga saat ini tidak bisa dijelaskan oleh pengurus.
“Kita tak percaya lagi dengan pengurus KONI Pasaman Barat yang saat ini. Kami telah membuat surat Mosi tak percaya, pengurus sekarang tak bekerja sesuai AD/ART,” jelasnya.
“Hingga saat ini pengurus KONI Pasaman Barat tak bisa menjawab laporan keuangan. Khusus nya terkait dengn uang kehormatan dan operasional KONI,” sambungnya.
Decky merincikan saat ini jumlah pengurus dan staf di KONI Pasaman Barat sebanyak 31 orang diduga telah menghabiskan anggaran mencapai senilai Rp 553.585.000 selama setahun.
“Sangat fantastis anggaran untuk pengurus dan staf. Hal itu ditetapkan tidak melalui persetujuan atau mekanisme rapat anggota,” ungkapnya.
Menurutnya, jumlah itu jauh lebih besar dan tidak sebanding dengan anggaran pembinaan untuk seluruh cabang olahraga. Anggaran 35 cabor hanya menyerap anggaran senilai Rp 304.855.000.
“Kami cermati, anggaran kehormatan dan operasional KONI jauh melebihi anggaran untuk pembinaan olahraga. Pantas prestasi dunia olahraga di Pasaman Barat seperti ini,” terangnya.
“Ini sudah tak wajar, ini akan berdampak pada perkembangan olahraga. Kami juga dari sudah mempertanyakan, namun hingga saat belum ada jawaban dari pengurus KONI Pasaman Barat,” sambung Decky yang merupakan Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI).
Untuk itu katanya, selaku salah satu pihak pelaku cabang olahraga di Pasaman Barat sangat merasakan dampak dari kebijakan KONI yang tidak proporsional tersebut.
“Dari awal pelantikan pengurus sudah kami sampaikan, organisasi KONI adalah tempat mengabdi, bukan tempat mencari. Makanya kami sepakat atas kelakuan dan kebijakan KONI harus dihentikan,” katanya.
“Kalau terus dibiarkan tentu akan merugikan pelaku olahraga di Pasaman Barat dan juga hanya akan menghambat kemajuan olahraga prestasi bumi mekar tuah basamo Pasaman Barat ini,” tegasnya kembali.
Decky juga menyebut pengurus KONI Pasaman Barat 2018 – 2022 diduga juga banyak yang bukan dari pelaku atau insan olahraga yang ada di Pasaman Barat.
Bahkan katanya ada juga pengurus yang jarang berada di Pasaman Barat atau berdomisili di luar daerah tetapi tetap menerima honor sekitar Rp 400.000 sampai Rp 500.000 setiap bulannya.
Sementar itu Ketua KONI Pasaman Barat, BM Satria membenarkan adanya surat masuk tentang mosi tak percaya dari Pengcab. Baginya semua proses tentu harus sesuai dengan AD/ART.
“Memang ada surat masuk tentang mosi tak percaya, dalam AD/ART mosi tak percaya ini tak bisa saya lakukan. Saya juga sudah diskusi dengan rekan-rekan di Padang tidak usah dibalas,” katanya saat dihubungi KLIKPOSITIF beberapa waktu lalu.
Kemudian diungkapkannya, sejauh ini KONI Sumbar telah menyarankan untuk rapat dan melakukan musyawarah bersama, dalam artian duduk bersama menyelesaikan pokok permasalahan yang dianggap ada.
“KONI Sumbar hanya menyarankan duduk bersama, bukan untuk Musorkablub. Saya juga tak ingin ada perdebatan dan saya ingin menjaga stabilitas politik di Pasaman Barat,” ungkapnya.
“Biarlah ini berjalan seperti biasa, jika saya salah, saya siap mundur. Tapi jangan mengancam – ngancam. Tidak ada kepentingan saya dan tak ada Ketua KONI ini yang abadi, saya jalani sesuai amanah,” sambungnya.
Ia juga menambahkan, ada proses nanti nya yang akan dijalani secara bersama-sama. “Dispora kan pembina dan biarkanlah Dispora yang menyelesaikan masalah ini,” tutupnya mengakhiri.