Muncul Izin Pabrik Semen Baru, Andre Rosiade Tantang Menteri Investasi Audit Investigasi

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade menantang Menteri Investasi Bahlil Lahadalia untuk melakukan audit investigasi terkait produksi dari seluruh pabrik semen

Andre Rosiade

Andre Rosiade (Ist)

JAKARTA, KLIKPOSITIF

– Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade menantang Menteri Investasi Bahlil Lahadalia untuk melakukan audit investigasi terkait produksi dari seluruh pabrik semen.

Tantangan itu dikatannya, bertujuan untuk membandingkan antara total kapasitas produksi dan realisasi serta permintaan semen dan menyusul adanya izin investasi pembangunan pabrik semen baru di Kalimantan Timur bekapasitas 12 juta ton/tahun di tengah pemberlakuan moratorium.

“Pak Bahlil harus tahu, Kalimantan itu konsumsi semennya hanya 4 juta ton setahun. Saat ini, Kalimantan sudah punya kapasitas produksi 10,3 juta ton. Sekarang ini Kalimantan over supply 6 juta ton,” katanya.

“Pak Bahlil mau bangun pabrik baru 12 juta ton. Pertanyaannya, itu untuk siapa?” kata Andre dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI dengan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Rabu (22/9). Kondisi over supply semen tidak hanya di wilayah Kalimantan, tetapi juga di seluruh wilayah Indonesia.

Andre menjelaskan, saat ini kapasitas produksi semen nasional berkisar antara 116 juta ton hingga 120 juta ton. Sementara konsumsi baik untuk dalam negeri maupun ekspor hanya 70 juta ton. Jadi ada over supply hampir 50 juta ton. Sementara utilisasi pabrik semen sebesar 60 persen.

Data Kementerian Perindustrian dan Asosiasi Semen Indonesia menyebutkan pertumbuhan semen sampai 2025 hanya 4 persen. Otomatis utilisasi sampai 2025 sebesar 78 persen dan diprediksi sampai 2030 Indonesia tidak butuh membangun pabrik semen baru.

“Pertanyaan saya kepada menteri-menteri di kabinet Pak Jokowi, ijin pabrik semen baru di Kalimantan itu untuk siapa? Dibilang untuk ekspor, ekspor ke siapa? Di China orang over supply, Thailand, Vietnam, semua over supply,” katanya.

“Ekspor ke siapa? Akhirnya, mohon maaf, pengawasan kita lemah, membanjiri Indonesia kembali,” ungjap Andre. Kondisi demikian, menurut Andre, akan menghancurkan industri semen yang sudah eksis di Indonesia.

“Nanti akibatnya Semen Bosowa gulung tikar, lalu Semen Tonasa gulung tikar, Semen Kupang nanti juga gulung tikar, Indosemen juga gulung tikar, hampir semua gulung tikar. Jadi tolong lah,” kata Andre. (*)

Exit mobile version