PADANG, KLIKPOSITIF – Firdaus (30) baru saja mencek pembayaran untuk transaksi penjualannya di aplikasi BRI Mobile (BRImo). Ia salah seorang pengusaha sepatu panjat pinang yang ia rintis sejak 2017. Usaha itu kini berkembang menjadi usaha yang dikenal banyak orang hampir seluruh pelosok Indonesia.
Sepatu Panjat Pinang Firdaus merupakan salah satu inovasi yang diciptakan saat melihat Ayahnya kesulitan dalam memanen kelapa di ladangnya.
“Ini berawal dari melihat kesusahan sang ayah saat mengambil buah pinang di ladang keluarga tahun 2017 lalu. Batang pinang itu kan tinggi ya, sedangkan alat yang digunakan hanya galah panjang yang diikatkan sabit di ujung atasnya untuk menurunkan pinang. Saat saya melihat itu, ayah saya sangat kesusahan. Maka setelah pulang ke rumah, saya berpikir apa alat yang kira-kira bisa digunakan ayah untuk mempermudah mengambil pinang,” katanya membuka pembicaraan beberapa waktu lalu.
Setelah beberapa waktu, akhirnya timbullah ide membuat alat yang mudah dan praktis untuk memanjat batang pinang, yakni sepatu untuk memanjatnya.
“Setelah melakukan berbagai riset dan penelitian sendiri, akhirnya dibuatlah sepatu panjat pinang dengan model petak (persegi). Saat diuji coba, hal itu ternyata memudahkan bagi ayahnya dan orang lain dengan profesi sama untuk mengambil pinang. Karena memang praktis, maka di tahun yang sama ada orang yang mulai memesan produk tersebut,” jelas alumni Universitas Andalas (Unand) Padang ini.
Dari tahun 2017 hingga akhir 2018, sepatu panjat pinangnya mulai populer oleh beberapa kalangan di Kota dan Kabupaten Solok. Ada yang memesan langsung ke bengkelnya dan ada yang memesan via media sosial.
“Karena pada masa itu, pemasaran masih dilakukan di media sosial dan di bantu pihak keluarga. Selain itu, promosi dari mulut ke mulut juga membuat sepatu ini dikenal banyak orang. Pada masa itu, pesanannya mencapai 10 buah per bulan,” terangnya.
Untuk memudahkan pembayaran yang dilakukan via online atau transaksi, saat ini ia menggunakan Merchant BRI sebagai alat pembayaran. Hal itu dilakukan setelah ia mulai menjual barangnya secara online di berbagai platform digital.
“Saya menggunakan layanan BRI untuk setiap transaksi penjualan dan pembayaran alat bagi usaha saya, mulai dari pembelian bahan hingga transaksi lainnya dalam usaha saya,” katanya.
Ia memiliki alasan khusus saat di tanya menggunakan merchant BRI untuk semua transaksinya. “Karena merchant ini hampir dimiliki oleh setiap orang/ masyarakat Indonesia karena sesuai namanya Bank Rakyat Indonesia, jadi hampir semua orang memiliki merchant ini untuk transaksi keuangannya,” jelasnya.
Saat ada klien yang ingin membeli sepatu panjat pinangnya, ia juga tak perlu khawatir karena sistem pembayaran yang ramah terhadap pembeli dalam menggunakan rekening yang dimiliki oleh kebanyakan orang.
Menurutnya, BRImo merupakan aplikasi keuangan yang mudah dimengerti dan mudah digunakan. Selain itu, semua fiturnya memudahkan ia dalam melakukan apapun, misalnya pembayaran listrik, pembayaran air, pembelian pulsa, dll.
“Menggunakan BRImo secara tak langsung membantu saya meningkatkan omset penjualan karena pembayaran yang mudah,” jelasnya.
Disisi lain, Regional CEO BRI Padang, Moh.Harsono mengatakan, penggunaan Merchant BRI banyak digunakan oleh pelaku usaha dan seluruh masyarakat yang membutuhkan cara mudah dan praktis dalam bertransaksi jual beli.
“Selama 2023, jumlah transaksi 3.552.141 transaksi dengan Sales Volume Rp 693,22 M,” katanya saat di hubungi di Padang, Jumat, 26 April 2024.
Ia mengatakan, untuk teknologi EDC BRI, pihaknya mengkalim bahwa hal itu sangat baik, sehingga ditingkatkan dengan mengikuti perkembangan teknologi.
“Selain itu, ia juga menyesuaikan kebutuhan dari pengguna EDC itu sendiri dengan menggunakan EDC Android yang dilengkapi fitur-fitur yang dapat memudahkan penggunanya,” terangnya.
Praktisi Ekonomi dari Universitas Taman Siswa Padang, Ir. Hamdani Harahap, MM. mengatakan, pelaku UMKM yang menerapkan pembayaran elektronik banyak dikarenakan oleh permintaan konsumen.
“Tingginya pengguna payment gateway di masyarakat membuat pelaku usaha sadar kalau mereka harus menerapkannya pada bisinis usaha. Jika tidak, bukan tidak mungkin kalau mereka akan tertinggal dan terancam punah,” paparnya saat dihubungi di Padang, Jumat, 26 April 2024.
Selain itu, pelaku usaha juga bisa mendapatkan konsumen lebih banyak tanpa perlu melakukan promosi, mengurangi ongkos operasional, dan berpeluang untuk mendapatkan pemasukan yang lebih tinggi.
Begitu juga budaya belanja Masyarakat saat ini tidak seperti dahulu, dengan adanya penunjang internet antara konsumen dan pengusaha tidak selalu harus bertemu, baik melihat produk maupun cara pembayaran, sehingga sangat menguntungkan kedua belah pihak efisiensi dan low cost.
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah memasuki semua sektor, satu diantaranya adalah sektor keuangan. Sektor keuangan merupakan satu diantara sektor lainnya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara.
“Seiring dengan adanya perkembangan teknologi ini mendorong sektor keuangan untuk melakukan inovasi dengan mengubah industri keuangan menuju era digital. Salah satu munculnya inovasi terbaru di sektor keuangan yaitu perubahan sistem pembayaran,” tuturnya.
Sistem pembayaran berperan penting dalam perekonomian sejalan dengan semakin besarnya volume dan nilai transaksi dan perkembangan teknologi yang pesat. Seiring dengan meningkatnya transaksi dapat menimbulkan resiko yang semakin besar.
Hal ini akan menyebabkan sistem pembayaran terganggu sehingga dapat berpengaruh terhadap stabilitas sistem dan pasar keuangan.
Disisi lain, Bank Indonesia Wilayah Sumatera Barat juga menyebut bahwa pihaknya terus mendorong transaksi dilakukan secara nontunai.
“Hal ini memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dan pengusaha UMKM dalam menjalankan usahanya, misalnya mudah dalam pencatatan uang masuk pada usahanya, memiliki catatan yang baik juga di pihak perbankan karena arus kas keuangannya terbaca dengan rapi oleh pihak bank,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Sumbar Dandy Indarto Seno di Padang, Jumat, 26 April 2024.
Ia mengatakan, pihaknya di Bank Indonesia setiap tahun memiliki target untuk pengguna QRIS. Tahun 2024 ini, BI menagetkan pengguna sebanyak 12 juta pengguna dengan 322.920 volume transaksi.
“Target itu bisa kita capai dengan bekerjasama bersama pihak bank yang ada sehingga sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat juga tidak hanya berjalan di BI, namun juga melalui pihak bank,” paparnya.