KLIKPOSITIF – Harga minyak dunia bergerak menguat usai OPEC dan OPEC+ memutuskan untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari pada Januari. Kedua kelompok tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “pertemuan tetap berlangsung,” yang berarti mereka dapat “membuat penyesuaian segera” jika kondisi pasar saat ini berubah.
Dilansir dari CNBC, Jumat (3/12/2021) minyak mentah berjangka Brent naik 1,16 persen atau 80 sen, untuk mengakhiri hari di USD69,67 per barel. Sementara kontrak berjangka West Texas Intermediate AS menetap 1,4 persen atau 93 sen, lebih tinggi pada USD66,50 per barel. Dalam pertemuan yang sangat dinanti-nantikan, aliansi energi bertemu melalui konferensi video untuk menentukan apakah akan tetap pada rencananya yaitu melepaskan lebih banyak minyak ke pasar atau menahan pasokan di tengah kekhawatiran atas varian omicron Covid-19.
Masalah lain di atas meja termasuk rilis cadangan strategis yang dipimpin AS dari negara -negara pengimpor minyak mentah dan kemungkinan masuk kembali Iran ke pasar minyak. Minyak mendapatkan kembali kerugian awal untuk diperdagangkan di zona hijau setelah pengumuman tersebut, yang diyakini beberapa orang sudah diperhitungkan di pasar.
Analis energi secara luas memperkirakan OPEC+ akan melanjutkan rencananya saat ini untuk menaikkan produksi bulanan sebesar 400.000 barel per hari. Namun, beberapa orang mempertanyakan apakah kelompok tersebut mungkin tergoda untuk mengambil jeda untuk menilai pasar setelah periode volatilitas harga yang meningkat. “Kami pikir OPEC+ kemungkinan akan mempertahankan momentum itu dalam melepaskan minyak tambahan,” Alex Booth, kepala penelitian di Kpler, mengatakan kepada “Squawk Box Europe” CNBC pada hari Kamis.
Minyak mentah berjangka Brent telah merosot lebih dari USD10 sejak Kamis lalu ketika munculnya varian Covid omicron menjadi dikenal luas. Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan akan memakan waktu berminggu-minggu untuk memahami bagaimana varian tersebut dapat memengaruhi diagnostik, terapi, dan vaksin. OPEC+ memiliki kesepakatan untuk menambah 400.000 barel per bulan ke pasokan global karena secara bertahap membalikkan rekor pengurangan pasokan tahun lalu sekitar 10 juta barel per hari.