KLIKPOSITIF – Banyak orang beranggapan jika merokok dapa membua tubuh menjadi kurus. Karena itu, banyak yang melakukan diet dan sekaligus merokok untuk menurunkan berat badan.
Padahal faktanya berat badan ditentukan oleh keseimbangan antara asupan kalori dan jumlah energi yang dikeluarkan. Ketika kadarnya seimbang, berat badan pun menjadi ideal dan sehat.
Salah satu efek samping dari merokok adalah nafsu makan yang menurun. Itulah yang bisa menjadi penyebab turunnya berat badan perokok sehingga menjadi tampak lebih kurus. Daripada ngemil dan makan, banyak orang sengaja memilih untuk merokok saja. Dengan begitu, asupan kalori yang diterima jadi lebih rendah daripada orang-orang yang tidak merokok.
Apabila seorang yang merokok tetap tidak mengurangi porsi atau asupan kalori dari makanan, kebiasaan tersebut mungkin tidak bikin kurus. Masalahnya, seberapa besar efek nikotin dalam rokok untuk menekan nafsu makan berbeda-beda di tubuh setiap orang. Kebiasaan merokok tidak hanya sering dikaitkan dengan penurunan berat badan hingga membuat efek kurus, tetapi juga kenaikan berat badan.
Hal tersebut terjadi karena kebiasaan merokok dapat dapat mengacaukan kerja hormon dalam tubuh, termasuk hormon yang bekerja mengatur nafsu makan dan metabolisme. Kebiasaan merokok dapat mempercepat proses metabolisme Anda sehingga tubuh dapat membakar kalori lebih cepat.
Hal inilah yang mungkin menciptakan anggapan bahwa merokok bisa bikin kurus dengan penurunan berat badan. Jurnal Clinical Pharmacology & Therapeutics menyebutkan bahwa nikotin bekerja layaknya obat anti-obesitas yang mampu meningkatkan pengeluaran energi dengan memengaruhi sistem kerja metabolisme di otak.
Faktanya nikotin yang merupakan kandungan rokok paling utama dapat meningkatkan pelepasan hormon norepinephrine, dopamine, dan serotonin oleh sistem saraf pusat. Hormon-hormon tersebut dapat menekan nafsu makan sekaligus meningkatkan laju metabolisme. Ini otomatis dapat menurunkan berat badan.
Meskipun begitu, jurnal Clinical Pharmacology & Therapeutics juga menyebutkan bahwa pengaruh nikotin terhadap hormon tersebut juga dapat meningkatkan nafsu makan dan menurunkan metabolisme. Itu sebabnya jurnal tersebut menyebutkan bahwa hubungan nikotin dengan pelepasan hormon oleh sistem saraf pusat merupakan hal yang rumit.
Kedua hal di atas mungkin adalah jawaban mengapa sejumlah penelitian mencatat bahwa orang yang merokok cenderung punya skor BMI (indeks berat badan ideal) yang lebih rendah dibandingkan orang yang tidak merokok. Namun, merokok bukanlah metode diet atau bikin kurus yang dianjurkan kalau Anda ingin mendapatkan bentuk tubuh impian.
Lagipula risiko kesehatan dari merokok tidak sebanding dengan kehilangan beberapa kilogram di timbangan. Selain itu nyatanya, bukannya bikin kurus, merokok justru bisa membuat berat badan naik.
Penelitian yang dipublikasikan di Plos One menunjukkan bahwa perokok berat justru lebih rentan mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Salah satu penyebabnya mungkin karena kebiasaan merokok dapat mengganggu indera pengecap Anda di mulut.
Akibatnya, ketika makan atau minum, Anda sudah tidak bisa menikmati rasa makanan seperti dulu lagi. Anda pun jadi tergoda untuk menambahkan bumbu, seperti gula. Padahal, kelebihan kadar gula akan disimpan jadi cadangan lemak dalam tubuh. Ini yang akan membuat berat badan Anda bertambah. sejumlah penelitian membuktikan bahwa perokok cenderung lebih gampang ngidam makanan berlemak yang kalorinya tinggi seperti gorengan dan junk food.
Selain itu diemukan juga fakta jika banyak perokok kurang berolahraga serta kurang asupan nutrisi dari sayur dan buah. Hal-hal tersebut akhirnya membuat seorang perokok rentan kelebihan berat badan.