PADANG, KLIKPOSITIF — Jika melintasi Jalan Raya Padang-Painan, cobalah tengok salah satu tugu di Gaung Sungai Barameh, Kecamatan Lubuak Bagaluang, Padang – Sumbar.
Tugu dengan tinggi kurang lebih lima meter itu mencatat perjuangan yang dilakukan oleh masyarakat Gaung dan sekitarnya pada masa revolusi dari tahun 1945 hingga 1949.
Beberapa bukti perjuangan dituliskan pada monumen yang berbentuk kotak dengan tulisan dan seorang menggunakan caping menunjuk ke arah Pesisir Selatan.
Pada monumen tersebut, dicatat pertama perjuangan yang dilakukan masyarakat sekitar pada 17 November tahun 1945.
Pada tahun itu, dituliskan bahwa masyarakat sekitar Gaung melakukan pencegatan dua orang Inggeris atau anak kapal Belanda dan langsung menewaskannya.
Selain itu, juga dituliskan pada tanggal 02 Desember 1945, pemuda Gaung melakukan pencegatan terhadap seorang perwira Sekutu yang bernama Mayor Anderson bersama seorang juru rawat dan menewaskannya di daerah Bukit Lampu.
Selain itu, dicatat bahwa Sekutu pernah menembak mati 11 orang warga Gaung pada tanggal 9 Desember 1945 di daerah Pesisir Pantai Gaung.
Dari 11 orang itu, ada dua orang yang tidak diketahui namanya karena berkemungkinan berasal dari daeral lain.
Sembilan nama yang dicatat pada monumen tersebut adalah Balok, Lapau, Buyuang Etek, Bahar, Akup, Naika, Asam, Tinda dan Syamsuddin.
Selain itu, di monumen itu juga dicatat peristiwa terpahit saat Sekutu membumi hanguskan daerah Gaung dan sekitarnya pada tanggal 10 Desember 1945.
Di monumen itu dituliskan bahwa peristiwa itu menghanguskan sebanyak 1 unit sekolah, 1 unit masjid dan madrasah, 2 unit surau dan 256 unit rumah penduduk.
Pengelola Galeri dan Arsip Statis Kota Padang yang pernah mencatat tentang monumen tersebut mengatakan bahwa monumen itu dibuat untuk memperingati peristiwa penting di lokasi tersebut.
“Tugu itu dibangun pada tahun 1986 karena untuk memperingati peristiwa bumi hangus Kampung Gaung dan Sungai Barameh,” ujarnya saat diwawancarai klikpositif.com, Kamis 15 Agustus 1945.
Ia mengatakan, bahwa pembangunan tugu tersebut merupakan pengingat bagi masyarakat bahwa di lokasi tersebut telah terjadi sebuah peristiwa yang sangat memilukan hati masyarakat.
[Halbert Caniago]