SOLOK SELATAN, KLIKPOSITIF — Teh, adalah minuman yang digemari oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Minuman ini merupakan hasil penyeduhan pucuk daun tanaman Camellia Sinensis yang ditanam di lokasi yang memiliki ketinggian di atas 600 MdPL.
Indonesia merupakan salah satu negara penyuplai teh dunia, dan Sumatera Barat menjadi salah satu provinsi yang berperan besar dalam produksi teh nasional.
Produksi teh terbesar di provinsi itu terdapat di Kabupaten Solok Selatan, tepatnya di kebun Liki. Kebun teh di kawasan ini mampu memproduksi teh yang siap diseduh mencapai 80 ton perharinya.
Kebun yang dikelola oleh PT Mitra Kerinci ini memiliki luas 2.025 hektare dan diklaim sebagai kebun yang terluas di dunia dalam kategori satu hamparan dan berada di ketinggi dari 600 hingga 1300 MdPL.
Perusahaan tersebut sudah mengelola kebun Liki selama 27 tahun. Selama itu, PT Mitra Kerinci telah menghasilkan produk-produk teh yang diolah dari pucuk daun teh varietas terbaik.
Produk teh yang dihasilkan oleh Liki terdiri dari dua teh utama yakni Green Tea dan Black Tea, serta teh berkualitas premium seperti White Tea, Red Sinensis, dan Greem Sinensis.
“Semua produk tersebut diekspor ke Eropa dan beberapa perusahaan pengemasan teh yang ada di Indonesia,” kata CEO PT Mitra Kerinci, Yosdian Adi pada KLIKPOSITIF.
Ia mengatakan, dalam kurun waktu tiga tahun, produksi teh dari perusahaan milik negara tersebut terus meningkat dan hal itu juga sejalan dengan persentase ekspor perusahaan setiap tahunnya.
“Selama satu tahun, total produksi kami mencapai 4800 ton setahun. Dan dari jumlah yang ada, jumlah ekspor mencapai 10 persen dari keseluruhan produksi,” sebutnya.
Ia menyebut sejak tahun 2015 persentase tersebut terus meningkat. Peningkatan kualitas ekspor teh dari kebun Liki juga didukung dengan adanya produk White Tea.
“White Tea dan Tea Sinensis merupakan produk teh premium, dan pasarnya cukup besar di Eropa dan lokal Indonesia sendiri, meskipun untuk White Tea sendiri jumlahnya belum banyak,” jelas dia.
Sepanjang tahun 2016, PT Mitra Kerinci memproduksi sebanyak 350 kilogram White Tea, dan jumlah tersebut sudah mendatangkan pendapatan yang cukup signifikan pasalnya sebut Yosdian , White Tea merupakan salah satu varietas teh termahal di dunia.
“Jadi dengan begitu, kami bisa terus memperluas pasar, seperti yang telah kami lakukan untuk ekspor ke Asia. Tahun ini rencana tersebut didukung dengan target produksi White Tea mencapai 600 Kilogram,” paparnya kemudian.
Sementara itu, pakar teh Indonesia Bambang Laresolo menilai produk teh dari kebun Liki ini dikategorikan sebagai produk teh yang berkualitas terbaik di Indonesia.
“Tanaman teh yang baik itu ditanam di atas ketinggian 1300 MdPL. Dan jika kita beri range 1 hingga 10, teh dari kebun Liki berada di peringkat ke 8 baik itu dari segi rasa dan aromanya,” ungkap Bambang.(*)