PADANG, KLIKPOSITIF — Kekeringan yang melanda Kecamatan Lintaubuo dan Lintaubuo Utara beberapa waktu belakangan menjadi perhatian dan prioritas untuk dituntaskan Pemkab Tanahdatar. Saat ini Pemkab Tanahdatar bersama Pemprov Sumbar, Balai Sungai Wilayah V terus mendorong agar pembangunan Irigasi Sangki I yang berada di Nagari Pangian, Lintau Buo dan Irigasi Batang Sinamar bisa terealisasi secepatnya.
Sekkab Tanahdatar Hardiman mengatakan, khusus masalah kekeringan yang terjadi beberapa waktu lalu di Lintau memang menjadi perhatian serius Pemkab Tanahdatar. Bupati beserta perangkat telah menempuh berbagai upaya agar pembangunan dan rehabilitasi irigasi bisa dilaksanakan secepatnya terutama irigasi Batang Sangki I yang berada di kawasan hutan lindung dan irigasi Sinamar.
“Irigasi Batang Sangki I mengaliri hampir 500 hektare sawah saat ini sedang dalam prosese pengurusan izin karena lokasi bendungan berada di hutan lindung. Semoga permalahan izin segera selasai dan perbaikan dapat dilakukan,” ,” ujar Hardiman saat acara Pengukuhan Pengurus Ikatan Keluarga Lintau Buo (IKLB) Kota Padang sekaligus Seminar “Mencari Sumber Air Masa Depan Lintau” di Daima Hotel, Senin 24 April 2017.
Sedangkan Irigasi Batang Sinamar menurut Hardiman saat ini sedang dalam pembangunan. Semua program pemerintahTanahdatar ini membutuhkan dukungan kita bersama termasuk para perantau IKLB di Kota Padang ini.
Ahli irigasi dari Politeknik Negeri Padang, Dr Ir Revalin Herdianto Msi mengungkapkan, masalah kekeringan sebetulnya bukan hanya terjadi di Lintau Buo saja, ini terkait dengan fenomena perubahan iklim secara global. Namun, kalau melihat potesi air yang dimiliki oleh Lintau Buo yang berada di lembah Gunung Sago semestinya tak mengalami kekeringan sepanjang sumberdaya air dikelola dan dimafaat dengan baik dan benar.
Menurutnya, Ada dua jalur sumber air yang bisa dimanfaatkan. Pertama bersumber dari Batang Tompo dan kedua bersumber dari Batang Sinamar. Beberapa waktu belakangan memang debit air mengalami penurunan, namun itu lebih dipicu oleh hilangnya daerah resapan air. Selain itu masih ada potensi sumber air lainnya yang masih dapat dimanfaatkan seperti air luluih dan beberapa sumber air lainnya.
“Saya punya banyak penelitian tentang lintau buo dan saya punya banyak kajian untuk permasdalahan perairan ini. Sebagai anak nagari Lintau saya siap untuk membantu Pemkab Tanah Datar untuk itu,”ujarnya.
Sementara itu, Direktur Economic Development Center (EDC) juga ahli konvervasi air Universitas Andalas Dr Ir Erigas Eka Putra Msi dalam pemaparannya mengatakan, permasalahan irigasi di Lintau Buo termasuk masalah yang cukup mendesak. Sebab, potensi air yang dimiliki cukup banyak namun penataan dan pemanfaataannya yang belum maksimal termasuk sistem irigasinya.
“Lintau itu memiliki kearifan lokal yang tinggi dalam pengelolaan air. Malahan sistem pengelolaan air yang terkenal seperti Subang di Bali jauh lebih dahulu diaplikasi masyarakat Lintau. Kearifan itu diberi nama dengan Paraku wilayah Kanagarian Stugar Kanagarian Tanjung Bonai,” ujar Erigas.
Lebih Lanjut Erigas mengatakan, sebagai orang kampus yang diberdaya untuk pembangunan masyarakat nagari dia siap memberikan pendampingan dan masukan untuk masyarakat Lintau Buo dan Pemkab Tanah Datar. Termasuk kajian kajian akademis yang saya miliki kalau memang dibutuhkanmasyarakat Lintau Buo dan Pemkab Tanah Datar.
Adapun pengurus IKLB periode 2017-2021 yang dikukuhkan diantaranya Ketua Indra Jaya, Wakil Ketua Yuhefizar dan Two Efly, Sekretaris Hijrah Adi Sukrial, Firdaus Jamal, Bendahara Harisman.
[Hijrah Adi Sukrial]