KLIKPOSITIF – Penguatan dolar dan aksi investor mengabaikan kekhawatiran seputar dampak varian Omicron virus corona turut berdampak pada melemahnya harga emas dunia. Dilansir dari CNBC, Selasa (4/1/2022) harga emas di pasar spot anjlok 1,5 persen menjadi USD1.800,68 per ounce ditetapkan untuk persentase penurunan satu hari terbesar dalam lebih dari sebulan.
Sedangkan emas berjangka Amerika Serikat menyusut 1,6 persen menjadi USD1.800,10 per ounce. Kenaikan imbal hasil dan sentimen risiko yang meningkat mendorong ekuitas, memberi tekanan pada pasar emas, kata Bob Haberkorn, analis RJO Futures. S&P 500 berjangka mendekati level rekor karena pasar ekuitas tampaknya akan memperpanjang pemulihan dari guncangan pandemi ke tahun yang baru.
Imbal hasil US Treasury 10-tahun melesat ke level tertinggi enam minggu, menumpulkan daya tarik emas yang tidak memberikan bunga. Meski kasus virus corona melonjak, jumlah kematian dan rawat inap dari varian Omicron relatif rendah, membuat banyak negara berhenti memberlakukan penguncian.Haberkorn mengatakan investor memperkirakan gelombang virus korona baru itu bersifat sementara. Indeks Dolar (Indeks DXY) menguat terhadap sekeranjang mata uang utama, membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri, mengikuti imbal hasil obligasi pemerintah ketika investor mengantisipasi Federal Reserve akan tetap berada di jalur kenaikan suku bunga pada 2022.
Harga emas menandai penurunan tahunan terbesar sejak 2015 pada 2021, mengakhiri tahun dengan kejatuhan 3,6 persen.