Legislator: Kadar Parasetamol Teluk Jakarta Tinggi, Bukti Buruknya Pengelolaan Limbah Farmasi

kini pemerintah harus fokus menyelesaikan pengelolaan limbah farmasi. Apalagi saat ini Indonesia masih dilanda pandemi, yang mana mengakibatkan konsumsi obat-obatan meningkat sekaligus berdampak pada semakin tingginya limbah farmasi.

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher.

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher. (DPR)

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

KLIKPOSITIF – Menanggapi kejadian tingginya kadar parasetamol di Teluk Jakarta, Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher menyatakan indikator ini menunjukan buruknya pengelolaan limbah farmasi. Ia menekankan jika hal ini dibiarkan akan membahayakan biota laut serta manusia.

“Tingginya kadar parasetamol tentu berbahaya bagi kehidupan biota laut dan juga manusia yang mengonsumsi makanan dari laut. Kondisi ini menunjukkan cara pengelolaan limbah farmasi yang buruk dan tidak tertata dengan baik,” terang Netty, dalam keterangan persnya dilansir dari laman Parlementaria, Selasa (5/10).

Menurut Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) DPR RI itu, kini pemerintah harus fokus menyelesaikan pengelolaan limbah farmasi. Apalagi saat ini Indonesia masih dilanda pandemi, yang mana mengakibatkan konsumsi obat-obatan meningkat sekaligus berdampak pada semakin tingginya limbah farmasi.

Oleh sebab itu, ia mendorong pemerintah untuk segera mengatur tata kelola limbah farmasi secara tegas, baik pengelolaan limbah cair yang diproduksi oleh rumah tangga maupun pabrik. “Sikap tegas diperlukan agar tidak berdampak buruk pada kerusakan lingkungan. Harus ada sanksi bagi rumah tangga, apartemen, industri dan lain-lain yang membuang limbah cair sembarangan,” tegas Netty.

Selain sanksi, ujar Netty, pemerintah juga harus mengedukasi publik terkait pemakaian produk farmasi yang benar dan tepat. Edukasi sekaligus sanksi akan membuat masyarakat lebih bertanggung jawab untuk turut andil mengelola limbah yang lebih baik. “Sisa obat yang tidak digunakan tidak boleh dibuang sembarangan,” ungkap legislator dapil Jawa Barat VIII tersebut.

Terakhir, dirinya meminta pemerintah khususnya Pemerintah Daerah (Pemda) DKI untuk segera melaksanakan investigasi penyebab tingginya kadar parasetamol di perairan Teluk Jakarta. “Apakah ini akibat konsumsi masyarakat yang tinggi atau memang berasal dari industri atau rumah sakit yang sistem pengelolaan air limbahnya sembarangan. Tindak tegas apabila terjadi kelalaian agar menjadi pelajaran bagi yang lainnya tentang pentingnya menjaga lingkungan,” tutup Netty.

Exit mobile version