LBH Akan Pelajari Hasil Ekshumasi Afif Maulana dari Dokter Forensik

Oplus_131072

Klikpositif Supernova Honda (3000 x 1000 piksel)

PADANG, KLIKPOSITIF– Kasus meninggalnya Afif Maulana, remaja (13) di Kota Padang, Sumatera Barat tampaknya akan menjadi misteri panjang setelah pengumuman hasil ekshumasi yang disampaikan Dokter Ahli Forensik.

Direktur LBH Padang, Indira Suryani mengungkapkan, pengumuman hasil yang disampaikan Dokter Ahli Forensik masih belum sesuai dengan harapan keluarga dan pihaknya sebagai penasehat hukum.

Mereka menilai, penjelasan Ketua Tim Dokter Forensik, Ade Firmansyah pada Rabu 25 September 2024, masih memiliki banyak tanda tanya dan belum menggambarkan dari 19 sampel yang diambil dalam proses ekshumasi.

“Jadi kami ingin tau detail-detailnya,” ungkap Indira Suryani kepada wartawan usai konferensi pers, Kamis 26 September 2024.

Ia menjelaskan, beberapa persoalan yang harus di detailkan, diantaranya terkait dengan adanya hasil keterangan saksi dan foto-foto yang menjadi bukti LBH dalam pengungkapan kasus tersebut.

Menurutnya, dalam hal ini pihaknya tidak bisa menutup mata. Karena dalam penjelasan Dokter Forensik terkait hasil eksekusi masih dalam satu waktu bukan secara utuh.

“Dan memang situasinya adalah kemarin lebih banyak dijelaskan soal situasi yang satu waktu bagian belakang satu peristiwa,” terangnya.

Lanjutnya, terkait hasil ekshumasi yang sudah diumumkan, pihaknya akan meminta salinan hasil ekshumasi itu kepada dokter ahli forensik dari Persatuan Dokter Forensik dan Medikolegal Indonesia (PDFMI).

Menurutnya, dari hasil salinan itu pihaknya akan mempelajari kembali sesuai dengan bukti-bukti yang sudah dimiliki sebelumnya

“Jadi memang diawal dokter tim PDFMI inikan berjanji hasil secara tertulis ke kami dan kami akan memintakan itu,” ujarnya.

Sebelumnya, Rabu 25 September 2014, Dokter Forensik mengumum kan Hasil Ekshumasi Jenazah Afif Maulana.

Dari hasil analisis yang dilakukan, tim dokter forensik menemukan perlukaan di beberapa bagian tubuh Afif yang bermuara kepada penyebab kematian Afif Maulana.

Dipimpin, dr. Ade Firmansyah Sugiharto merincikan, tiga kemungkinan penyebab perlukaan pada tubuh Afif yaitu, pertama adalah perlukaan akibat kecelakaan.

Kemudian yang kedua perlukaan akibat jatuh dari ketinggian (jembatan) dan yang ketiga perlukaan yang disebabkan karena adanya dugaan kekerasan atau penganiayaan oleh pihak kepolisian.

Namun Ade menyebut, ada hal berbeda yang ditemukan oleh dokter forensik dari perlukaan yang diperoleh Afif akibat kecelakaan tersebut. Yaitu ditemukannya patah tulang iga bagian belakang.

Selain itu, juga ditemukan patah pada tulang kemaluan korban pada sisi kanan yang secara keilmuan forensik dikatakan, terjadi akibat energi yang tinggi.

Hal ini juga tidak bersesuaian jika dikaitkan dengan kecelakaan motor yang dialami korban.

Berikutnya, tim forensik menganalisis kemungkinan kedua, yaitu perlukaan pada tubuh Afif yang disebabkan jatuh dari ketinggian, seperti informasi yang beredar sebelumnya bahwa Afif diduga meninggal dunia karena melompat dari jembatan (Kuranji).

Ia melanjutkan, jika dilihat dari sejumlah luka pada jenazah yang dominan berada pada tubuh bagian belakang, maka secara keilmuan forensik, hal ini sesuai dengan mekanisme jatuhnya korban dari ketinggian 14,7 meter yang menyebabkan bagian punggung, iga dan kepala membentur dasar (sungai).

Selanjutnya, kemungkinan terakhir yang dianalisis oleh dokter forensik adalah perlukaan pada tubuh korban akibat kekerasan atau penganiayaan yang dilakukan oleh pihak kepolisian.

Exit mobile version